Kota Bogor (ANTARA) - Wali Kota Bogor, Jawa Barat Bima Arya Sugiarto menjelaskan soal lengkungan penyangga Jembatan Otista yang diperkirakan cagar budaya dibangun sejak tahun 1920 oleh pemerintah kolonial Belanja akan dipertahankan, namun tidak mengurungkan rencana membangun baru pondasi dan badan jembatan tersebut yang akan diperluas.

"Jembatan Otista secara keseluruhan akan dibangun pondasi baru karena perlu struktur yang lebih kuat agar jembatan lebih luas dan bisa menampung kendaraan lebih besar," kata Bima AArya, saat dikonfirmasi ANTARA, Minggu malam.

Pemerintah Kota Bogor, kata Bima, melihat bangunan lengkungan penyangga permukaan dari Zaman Belanda justru bisa digunakan untuk wisata edukasi, bukan lagi penyangga utama jembatan.

Sementara, struktur Jembatan Otista tetap akan dibangun baru untuk menopang badan jembatan yang akan diperlebar agar kuat menahan bobot lebih tinggi dan aman dilintasi kendaraan pribadi hingga moda transportasi umum masa depan. Serta, tidak terjadi lagi penyempitan jalan yang membuat arus lalu lintas kendaraan tersendat seperti sebelumnya.

Bima menyampaikan, bagian lengkungan jembatan warisan Belanda akan difungsikan sebagai tempat berfoto ria masyarakat dan edukasi wisata sejarah bangunan tersebut.

"Sangat memungkinkan untuk menjaga struktur lengkungan yang dibangun pada 1920 dan menjadi ciri khas jembatan Otista. Ini untuk menjaga warisan pusaka dan catatan sejarah maka dibuatkan dek khusus di bagian bawah jembatan untuk edukasi sejarah dan titik foto wisatawan," jelasnya.

Bima pun menerangkan, pengerjaan tahap pembongkaran Jembatan Otista sudah memasuki tahap pengangkatan rangka jembatan.

"Semoga Allah SWT mudahkan agar pengerjaan bisa tepat waktu," ujarnya.

Sebelumnya, Komisi III dan IV DPRD Kota Bogor melakukan peninjauan proses pembongkaran Jembatan Otista pada pekan ketiga ini, Jumat (19/5).

Komisi III DPRD Kota Bogor, Jawa Barat berdiskusi dengan pemerintah setempat diwakili dengan Kadis PUPR Rena Dra Frina tentang proses revitalisasi Jembatan Otista mengenai status bangunannya selama ini sebagai cagar budaya hingga dampak ekonomi yang terganggu bagi masyarakat sekitar.

Ketua Komisi III DPRD Kota Bogor, Zenal Abidin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (20/5), mengatakan berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan, salah satunya Komisi III DPRD Kota Bogor mempertimbangkan keberadaan bangunan jembatan yang diduga sebagai cagar budaya.

Ia memastikan bahwa bangunan jembatan yang diduga sebagai cagar budaya tidak akan dihancurkan dalam waktu dekat ini karena pihak kontraktor masih menunggu arahan dari Wali Kota Bogor.

“Yang kita dengar dari kabid PUPR, dengan jadwal yang ditentukan bisa tepat waktu, misalkan pembongkaran jembatan Otista yang diduga cagar budaya itu tidak dilakukan, tidak mempengaruhi progres pembangunannya,” ujar Zenal.

Di sisi lain, kata Zenal, berdasarkan progres pengerjaan yang disampaikan oleh pihak kontraktor baru mencapai 1,06 persen dengan deviasi positif. Sehingga dengan garis waktu kerja yang ada, Zenal memastikan pembangunan jembatan Otista akan selesai tepat waktu.

“Kami melihat situasi sekarang sudah masuk 1,06 persen deviasi positif. Kami juga mendukung pembangunan jembatan Otista untuk mengurai kemacetan, disamping itu kita juga harus melihat dampak di sekitar dan progres jembatan ini yang konon masuk cagar budaya,” ungkap Zenal.

Baca juga: Polresta Bogor menambah durasi lampu lalin turunkan kemacetan Otista

Baca juga: DPRD Bogor diskusi dengan pemkot soal cagar budaya Jembatan Otista

Pewarta: Linna Susanti
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023