Yogyakarta (ANTARA News) - Sejumlah wilayah yang masuk dalam kategori kawasan rawan bencana Gunung Merapi ditutup untuk masyarakat umum, karena aktivitas gunung api yang kini dalam status awas itu semakin meningkat. "Demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, kawasan rawan bencana Merapi dinyatakan tertutup untuk umum," kata petugas Posko Utama Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Sleman, Setiono, di Pakem Sleman, Jumat. Menurut dia, kawasan rawan bencana Merapi yang dinyatakan tertutup untuk umum di antaranya Kaliadem Desa Kepuharjo, Pelemsari Desa Umbulharjo, dan Kalitengah Lor Desa Glagaharjo Kecamatan Cangkringan, serta Turgo Desa Purwobinangun Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Sehubungan dengan hal itu, di setiap jalan yang menuju ke lokasi tersebut diberi penghalang berupa bambu yang dibuat seperti portal dan dijaga sejumlah petugas yang terdiri atas aparat kepolisian, satpol pamong praja, dan warga setempat. "Langkah itu ditempuh untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan bersama sehubungan dengan semakin meningkatnya aktivitas Merapi yang ditandai dengan keluarnya awan panas yang cukup besar dengan jarak luncur yang cukup jauh mencapai 4,5 kilometer," ujar dia. Sehubungan dengan semakin meningkatnya aktivitas Merapi, sejumlah tempat pengungsian di Kecamatan Cangkringan dipadati warga yang mengungsi, yang sebagian besar merupakan lansia, perempuan, dan anak-anak. Tempat pengungsian yang dipadati warga pengungsi di antaranya Balai Desa Umbulharjo, SMP Negeri 2 Cangkringan, dan Balai Desa Glagaharjo, yang sejumlah wilayahnya termasuk kawasan rawan bencana Merapi. Menurut Kepala Desa Umbulharjo Bejo Mulyo, saat ini warga yang berada di tempat pengungsian sekitar 600 orang yang berasal dari dua dusun yang termasuk kawasan rawan bencana Merapi, yakni Dusun Pelemsari dan Pangukrejo. Sedangkan di tempat pengungsian SMP Negeri 2 Cangkringan tercatat sekitar 1.400 orang yang merupakan warga pengungsi dari Dusun Kaliadem, Petung, Jambu, dan Batur Desa Kepuharjo. Di tempat pengungsian Desa Glagaharjo terdapat sekitar 1.200 orang yang merupakan warga pengungsi dari Dusun Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, Srunen, dan Singlar. "Sebagian besar pengungsi tersebut adalah lansia, perempuan, dan anak. Sedangkan pria dewasa berjaga di lingkungan rumah mereka sambil memantau aktivitas gunung itu," ujar Kaur Pemerintahan Desa Glagaharjo Heri Prasetyo.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006