Nikkei Jepang naik tipis 0,05 persen pada awal perdagangan dan indeks acuan saham Australia S&P/ASX 200 tergelincir 0,2 persen.
Sydney (ANTARA) - Saham Asia cenderung datar pada awal perdagangan Senin, ketiga negosiasi tentang pagu utang AS mendekati waktu krisis setelah terhenti minggu lalu, sementara kekhawatiran perbankan yang masih ada dan kekhawatiran geopolitik baru membatasi sentimen.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang dibuka datar, berusaha untuk mendapatkan arah. Nikkei Jepang naik tipis 0,05 persen pada awal perdagangan dan indeks acuan saham Australia S&P/ASX 200 tergelincir 0,2 persen.

Di Korea Selatan, indeks KOSPI terangkat 0,6 persen, sementara indeks saham unggulan China daratan CSI 300 sedikit terdongkrak 0,2 persen, dan indeks Hang Seng Hong Kong menguat tipis 0,02 persen.

Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy akan bertemu untuk membahas plafon utang pada Senin, kurang dari dua minggu sebelum batas waktu 1 Juni setelah Departemen Keuangan memperkirakan pemerintah federal akan kesulitan untuk membayar utangnya.

Kegagalan untuk menaikkan plafon utang akan menyebabkan gagal bayar, memicu kekacauan di pasar keuangan dan lonjakan suku bunga.

Pada awal perdagangan Senin, kontrak berjangka S&P 500 kehilangan 0,1 persen, sementara kontrak berjangka Nasdaq datar.

"Dalam seni nyerempet bahaya, rasanya untuk mendapatkan kesepakatan kita harus melihat volatilitas pasar yang lebih besar," kata Chris Weston, kepala penelitian di Pepperstone, dikutip dari Reuters.

"Sementara untuk sebagian besar minggu lalu berita utamanya adalah bahwa kesepakatan dapat dicapai, gangguan dalam pembicaraan dari negosiator Republik pada Jumat (19/5/20230) membuat banyak orang berpikir bahwa kita dapat didorong tepat ke tenggat waktu Juni sebelum kita melihat kesepakatan."

Pada Jumat (19/5/20230), laporan bahwa negosiasi plafon utang telah menemui jalan buntu mengguncang pasar bahkan ketika Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan suku bunga AS mungkin tidak perlu naik sebanyak yang diantisipasi sebelumnya mengingat kondisi kredit yang lebih ketat dari krisis perbankan.

Kepala Fed juga menandai bahwa setelah satu tahun kenaikan suku bunga yang agresif, para pejabat mampu membuat "penilaian hati-hati" dari dampak kenaikan suku bunga pada prospek ekonomi, sebuah sikap yang dipandang dovish oleh pasar.

Itu telah menjatuhkan dolar dari puncak dua bulan terhadap sekeranjang mata uang utama dan terakhir di 103,06 pada Senin pagi.

Pasar berjangka sekali lagi memperkirakan peluang sekitar 90 persen bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan berikutnya Juni, dan total pemotongan hampir 50 basis poin pada akhir tahun.

Di Asia, China diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pinjaman utamanya tidak berubah pada Senin, bahkan saat pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung mengecewakan. Pedagang juga mencerna implikasi dari pendekatan "de-risk, not decouple" Kelompok Tujuh (G7) kepada China dan rantai pasokan yang ditandai pada pertemuan puncak kelompok itu pada Minggu (21/5/2023).

Beijing telah memanggil duta besar Jepang untuk mengajukan protes atas "kehebohan seputar masalah terkait China" di KTT tersebut. Pemerintah juga melarang produsen cip memori AS Micron Technology memasok ke operator infrastruktur utama di negara tersebut.

Kemudian di minggu ini, Fed akan merilis risalah pertemuan Mei pada Rabu (24/5/2023) sementara data inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS akan dirilis pada Jumat (26/5/2023).

Harga minyak lebih tinggi pada awal perdagangan. Minyak mentah berjangka AS naik 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 71,6 dolar AS per barel, sementara minyak mentah berjangka Brent naik 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 75,75 dolar AS per barel.

Baca juga: Saham China ditutup beragam, indeks Shanghai merosot 0,42 persen
Baca juga: Saham Eropa dibuka menguat terangkat kemajuan negosiasi pagu utang AS
Baca juga: Saham Asia melemah tertekan kekhawatiran atas pemulihan ekonomi China

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023