Banda Aceh (ANTARA) - Sejumlah penyelam dari Pusong Diving Club (PDC) bergegas menyiapkan alat masing-masing. Mereka bersiap turun ke dasar laut untuk mengecek dan memastikan biota laut Kima masih terawat dengan baik.

Sembari menyeruput kopi, Erijal mengerahkan tim untuk menyiapkan dan memastikan semua perlengkapan terpasang dengan benar, mulai dari tabung oksigen, regulator, buoyancy compensation device (BCD) atau perangkat pengendali apung, fins, hingga kacamata selam.

Siang itu, lima penyelam, terdiri dari dua perempuan dan tiga laki-laki, siap untuk menyelam ke dasar laut Pulau Gosong, salah satu objek wisata favorit bawah laut yang ada di Kabupaten Aceh Barat Daya.

Perahu karet mendekat ke bibir pantai. Penyelam mengangkut semua peralatan selam ke perahu, lalu doa bersama. Selanjutnya, mereka menuju ke lokasi yang telah ditentukan, tak jauh dari pulau.

Dari atas perahu, para penyelam satu per satu nyemplung ke laut dengan teknik back roll. Setiba di kedalaman 8 meter, mereka menemui beragam biota laut yang menyuguhkan keindahan, salah satunya Kima (Tridacna) berukuran 1,20 meter.

Pendiri PDC Aceh Barat Daya Erijal menjelaskan Kima berukuran 1,20 meter itu diklaim oleh Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang sebagai kima terbesar di Indonesia.

Daerah-daerah di provinsi paling barat Indonesia itu memang kaya akan keindahan bahari, salah satunya sudah terkenal hingga mancanegara, yaitu Kota Sabang. Ada sekitar 22 titik lokasi menyelam di Pulau Weh itu, yang menjadi tujuan menyelam para turis.

Selain Sabang, salah satu daerah lain yang memiliki potensi pengembangan destinasi wisata selam, yaitu Pulau Gosong di Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya. Daerah ini terletak di wilayah barat selatan Aceh (Barsela).

Pulau Gosong terletak sekitar 1 mil dari bibir Pantai Susoh. Pulau ini memiliki luas sekitar satu hektare dan tidak berpenghuni. Jarak tempuh dari bibir pantai ke Pulau Gosong sekitar 15 menit menggunakan kapal motor.

Di wilayah laut Pulau Gosong terdapat beragam biota laut, mulai dari ikan napoleon (cheilinus undulatus), ikan badut (amphiprioninae), sea fan (gorgonia ventalina) kima raksasa, serta berbagai macam jenis biota laut lainnya.

Dengan keberagaman biota laut, Pulau Gosong punya potensi besar untuk menjadi salah satu daerah dengan potensi pengembangan wisata menyelam yang dapat ditawarkan bagi wisata lokal maupun asing.

“Saya baru ini pertama ke Pulau Gosong. Pulau tidak terlalu luas, unik, dan pasir pantainya juga putih, waktu snorkeling saja kita sudah bisa melihat ikan-ikan seperti ikan nemo (badut), dan terumbu karang juga cukup bagus,” kata Irfan, salah seorang pengunjung lokal, saat berbincang dengan ANTARA.
Foto udara Pulau Gosong, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh, Senin (24/4/2023). ANTARA FOTO/Khalis Surry

Fasilitas

Memang, potensi yang dimiliki Pulau Gosong belum terkelola dengan optimal. Pulau ini belum memiliki fasilitas wisata yang memadai. Kendati demikian, wisatawan sudah ramai berkunjung ke Pulau Gosong.

Menurut Erijal, lalau libur hari-hari besar biasanya ramai ke Pulau Gosong, baik dari kabupaten tetangga dan ada juga dari luar Aceh.

Aspek yang perlu mendapat perhatian dari potensi wisata Pulau Gosong adalah fasilitas transportasi dari daratan menuju ke pulau. Begitu juga dengan fasilitas umum pendukung lainnya di pulau, salah satu yang paling penting, seperti dermaga apung.

Wisatawan yang ingin menyeberang ke pulau harus menggunakan kapal motor milik nelayan. Belum tentu, kapal tersebut selalu ada untuk mengangkut wisatawan. 

Komunitas penyelam mulai menaruh perhatian terhadap Pulau Gosong sejak 2015. Erijal bersama puluhan warga lainnya terus berupaya menjaga dan mendata dengan baik beragam jenis biota laut di kawasan Pulau Gosong.

Selama ini mereka menggunakan perahu pinjam pakai dari Satgas SAR Aceh Barat Daya dalam beraktivitas menjaga wilayah konservasi di Pulau Gosong, mulai dari merawat terumbu karang, mengawasi, hingga melakukan transplantasi karang.

Komunitas ini telah melakukan penanaman terumbu karang di wilayah Pulau Gosong dengan luas sekitar 14 hektare. Terumbu karang yang ditanam tersebut juga tumbuh dengan cukup baik.

Saat ini, PDC memiliki empat set alat selam dengan status pinjam pakai dari Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya sejak 2007, serta beberapa set bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui BPSPL Padang dalam Program Kompak.

Alat-alat ini yang digunakan untuk aktivitas konservasi serta bagi wisatawan yang ingin menyelam untuk menikmati keindahan bawah laut Pulau Gosong.

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya memandang Pulau Gosong sebagai potensi pariwisata dan potensial menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD).

Selama ini, sektor pariwisata di Aceh Barat Daya diurus oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Barat Daya karena wilayah itu belum memiliki dinas pariwisata. Tentunya, hal ini membuat pengelolaan potensi wisata di daerah "Breuh Padee Sigupai" itu belum maksimal.

Karena itu perlu dipikirkan oleh semua pihak untuk mengadakan dinas pariwisata daerah, sehingga pengelolaan semua potensi wisata daerah bisa lebih maksimal. Dinas nantinya bisa membentuk kelompok sadar wisata, dan bisa berkolaborasi dengan kelompok masyarakat penggerak konservasi.

PDC juga mendorong agar pemerintah daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) membentuk qanun atau peraturan daerah tentang pengelolaan Pulau Gosong, baik pemanfaatan sektor pariwisata maupun sumber perikanan tangkap nelayan.

“Pulau Gosong ini sudah termasuk kawasan konservasi. Jadi kita ada buat zona inti, ada zona perikanan berkelanjutan dan ada zona pemanfaatan, dan perlu diperkuat dengan qanun,” ujarnya.
Wisatawan berfoto di pantai kawasan Pulau Gosong, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh, Senin (24/4/2023). ANTARA/Khalis Surry


Dukungan

Pemerintah Aceh melalui Dinas Pariwisata (Disbudpar) menaruh perhatian terhadap potensi yang dimiliki Pulau Gosong, baik wisata pantai, maupun snorkeling hingga menyelam.

“Ya, Pulau Gosong sejauh ini mulai dilirik kalangan wisatawan,” Kepala Dinas Pariwisata Aceh Almuniza Kamal.

Pulau Gosong memiliki potensi cukup unik. Selain memiliki keindahan alam yang alami, juga memiliki pemandangan bawah laut yang sangat menjanjikan. Ke depan, diharapkan wisatawan Nusantara lebih ramai berkunjung ke Pulua Gosong.

Disbudpar Aceh juga sedang mendata objek wisata baru di seluruh daerah berjulukan Serambi Mekkah itu untuk sasaran pengembangan pariwisata, salah satunya  di kawasan Aceh Barat Daya.

Potensi pariwisata di Pulau Gosong ini harus dikembangkan secara bersama-sama. Komunitas atau lembaga lain juga perlu berkolaborasi, karena mengembangkan pariwisata berkelanjutan tidak bisa dikerjakan hanya oleh pemerintah, namun harus terlibat dengan dengan sejumlah pihak.

Salah satu upaya agar potensi wisata Pulau Gosong bisa dikelola dengan optimal, maka daerah itu harus memiliki dinas pariwisata yang bisa menjadi perpanjangan tangan dari pemerintah provinsi maupun pusat untuk pengembangan pariwisata di daerah itu.



 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023