Sukabumi (ANTARA News) - Bencana tanah longsor di Kabupaten Sukabumi terus meluas, kali ini terjadi di Kecamatan Gegerbitung tepatnya di Kampung Rawabolang yang menyebabkan satu rumah warga rusak berat karena amblas.

"Tidak ada korban jiwa pada kejadian di Desa Ciengang, namun untuk sementara pemilik rumah harus diungsikan dahulu ke tempat yang lebih aman khawatir terjadi longsor susulan dari Gunung Suradita yang berada di atas pemukiman warga," kata Camat Gegerbitung Gun Gun Gunardi kepada wartawan, Jumat.

Menurut Gunardi, memang di lokasi tersebut merupakan daerah rawan longsor karena tanahnya sudah labil dan setiap saat selalu terjadi longsoran-longsoran kecil dari Gunung Suradita. Ditambah curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan kontur tanah tersebut bertambah labil.

Lebih lanjut, daerah tersebut juga sudah masuk dalam zona merah bencana longsor dan pergerakan tanah, maka dari itu saat ini pihaknya terus memantau dan melakukan antisipasi khawatir terjadi longsor susulan yang bisa menyebabkan kerusakan dan jatuhnya korban jiwa.

"Tanah di sini sudah sangat labil dan ada beberapa rumah yang terancam longsor. Selain rumah lahan pertanian yang berada di bawah kaki gunung pun terancam tertutup longsor yang bisa menyebabkan gagal panen," tambahnya.

Sementara, Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo mengatakan, pihaknya sudah memberikan bantuan darurat kepada para korban longsor.

Di Desa Ciengan memang merupakan daerah rawan bencana tanah longsor dan pergerakan tanah, karen kondisi tanahnya yang labil ditambah hujan yang hampir tiap hari turun sehingga potensi terjadinya longsor cukup tinggi.

"Kami pun sudah menyiagakan dan memantau lokasi longsor khawatir ada longsor susulan. Memang dari hasil pemetaan yang dilakukan oleh kami Kecamatan Gegerbitung merupakan salah satu daerah paling rawan diterjang longsor. Untuk di Kabupaten Sukabumi, seluruh kecamatan yang berjumlah 47 masuk ke dalam daerah rawan longsor," kata Usman.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013