Makassar (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini menggandeng 19 perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia untuk ikut berkontribusi dalam penanganan masalah anak, disabilitas dan kemiskinan.

"Saya senang sekali ketika ada ajakan dari Forum Rektor se Indonesia yang mengajak untuk bersama-sama dalam mengatasi masalah anak, disabilitas dan kemiskinan," ujarnya di Makassar, Selasa.

Mensos Tri Rismaharini mengatakan penanganan masalah-masalah kemiskinan, disabilitas dan anak itu terasa berat jika ditangani sendiri.

Karena itu, saat dirinya mendapatkan ajakan untuk kerja sama dalam penanganan masalah sosial tersebut, dirinya pun menyambut baik.

"Dengan bersama-sama dalam menangani masalah kemiskinan dan masalah sosial itu, kami yakin bisa menyelesaikannya," katanya.

Baca juga: Mensos Risma dorong mahasiswa baca masa depan keluar dari kemiskinan

Baca juga: Mensos tantang mahasiswa tuntaskan masalah sosial dengan teknologi


Adapun 19 perguruan tinggi yang tergabung dalam Perkumpulan Perguruan Tinggi Kependidikan Negeri (PPTKN) untuk penanganan disabilitas dan anak-anak yang tidak mampu yakni: Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Negeri Medan (UNIMED), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Negeri Semarang (UNNES).

Selanjutnya, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA), Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Universitas Malang (UM).

Kemudian Universitas Negeri Manado (UNIMA), Universitas Malikussaleh (Unimal Lhokseumawe, Universitas Mulawarman (Unmul Samarinda), dan Universitas Lambung Mangkurat (ULM Banjarmasin).

Serta, Universitas Borneo Tarakan (UBT), Universitas Haluoleo (UHO Kendari), Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar Majene), dan Universitas Hassanudin (Unhas).
 
Mantan Wali Kota Surabaya itu menerangkan jika pemecahan masalah dalam permasalahan mengenai anak, kemiskinan, dan disabilitas memiliki penanganan berbeda.

Misalnya untuk masalah anak-anak saat ini tentang kekerasan seksual di lingkungan sekolah, ia pun berharap anak sejak dini mendapatkan edukasi seks.

"Saya dan orang tua lainnya di Indonesia itu takut dengan banyaknya predator yang mengganggu anak-anak. Saya nitip sama para pengajar utamanya PAUD dan SD itu diberikan pemahaman agar mereka semua jika besar memiliki moral," terangnya.

Selain edukasi seks, Risma juga mengajak para praktisi pendidikan untuk mengajarkan sejak dini anak-anak mengenai mitigasi bencana.

"Saya juga nitip dari awal karena Indonesia daerah ring of fire. Jadi daerah megathrust bencana. Kita dari kecil, anak-anak sudah diajari bagaimana mereka bisa mitigasi kalau terjadi bencana. Di lain itu, juga kemiskinan," ucapnya.

Turut hadir dalam MoU itu, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbudristek RI, Prof. Nizam, Direktur Sumber Daya Kemdikbud Ristek Dr. Sofwan Efendi; Rektor UNM, Prof. Dr. Husain Syam dan para Rektor PPTKN se-Indonesia; Ketua Senat; para Wakil Rektor, para Dekan, Ketua Lembaga, dan Jajaran Pimpinan UNM.

Baca juga: Kemensos libatkan Pejuang Muda Kampus Merdeka atasi kemiskinan

Baca juga: Mensos ajak mahasiswa optimalkan potensi diri picu pembangunan sosial

 

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023