Jakarta (ANTARA) - Ketua Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, dr., Sp.A (K) mengatakan imunisasi ganda menjadi salah satu cara untuk mengejar keterlambatan imunisasi pada anak.

Prof. Sri, di Jakarta, mengatakan imunisasi ganda dalam rangka mengejar keterlambatan imunisasi sangat bermanfaat, terutama untuk melindungi anak pada saat yang rentan.

"Imunisasi ganda artinya dua vaksin yang berbeda, kemasannya lain, tapi diberikan pada saat yang bersamaan. Dia bisa diberikan misalnya satu di paha kiri dan satu di paha kanan, yang satu IPV polio yang satu lagi DPT-HB-HIB, itu yang kita sebut imunisasi ganda," ujar Prof. Sri.

Dia mengatakan, dengan imunisasi ganda, anak-anak yang belum mendapat imunisasi secara lengkap bisa segera mengejar. Cara ini, kata dia, bukanlah hal baru di dalam dunia vaksinasi. Banyak negara lain yang telah menerapkan metode tersebut.

Di Indonesia, imunisasi ganda telah dimulai sekitar tahun 2012 dengan Yogyakarta menjadi daerah percontohan. Imunisasi ganda juga pernah dilakukan di daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat serta Bangka Belitung.

Prof. Sri mengatakan metode imunisasi ganda yang dilakukan di daerah-daerah tersebut mendapat sambutan baik oleh masyarakat.

"Kita melihat di daerah-daerah itu diterima dengan baik, maka dari itu kemudian dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan di seluruh Indonesia," ucapnya.

Lebih lanjut Prof. Sri mengungkapkan bahwa kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang ditimbulkan oleh imunisasi ganda juga tidak berbeda dengan imunisasi tunggal.

Oleh karena itu, dia pun mendorong agar metode imunisasi ganda bisa lebih disosialisasikan kepada masyarakat agar upaya untuk mengejar keterlambatan imunisasi pada anak bisa berjalan maksimal.

"Jadi ini adalah sesuatu yang di Indonesia masih baru sehingga perlu suatu sosialisasi. Imunisasi ganda ini cukup aman dan KIPI-nya juga tidak bertambah," ujar Prof. Sri.

Selain imunisasi ganda, cara lainnya yang bisa dilakukan untuk mengejar keterlambatan imunisasi pada anak adalah pemberian vaksin kombinasi. Vaksin kombinasi adalah vaksin yang mengandung sejumlah antigen penyakit yang diberikan dalam satu kali suntikan.


Baca juga: IDAI luncurkan Rekomendasi Imunisasi Anak terbaru pada CIU 2023

Baca juga: Puluhan provinsi berisiko KLB sebab cakupan imunisasi rendah

Baca juga: Dinkes DKI laporkan 46 kasus polio yang ditemukan terbukti negatif

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023