London (ANTARA News) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Pangestu bersaing mendapatkan posisi Dirjen WTO dalam pertemuan General Council World Trade Organization ((WTO) dengan menyampaikan visi dan misinya sebagai calon Direktur Jenderal WTO, menggantikan Pascal Lamy yang akan mengakhiri masa jabatannya akhir bulan Agustus mendatang.

Paparan disampaikan di hadapan 157 anggota WTO untuk menyakinkan anggota WTO agar memilihnya dari sembilan calon yang bersaing untuk mengisi jabatan tersebut, demikian Counsellor (Ekonomi) PTRI Jenewa, Dinar Sinurat, kepada ANTARA London, Jumat.

Ajang mengadu kemampuan dan kompetensi berlangsung dalam pertemuan General Council WTO di Jenewa dari tanggal 29 hingga 31 Januari dan delapan calon lainnya berasal dari Ghana, Costa Rica, Selandia Baru, Kenya, Yordania, Meksiko, Korea Selatan, dan Brazil.

Menteri Mari Pangestu mengatakan WTO dipercaya sebagai pengawal pertumbuhan ekonomi dan pembangunan global yang inklusif. Namun saat ini, WTO dihadapkan pada berbagai tantangan, antara lain, memastikan bahwa perdagangan tetap menjadi engine of growth and jobs.

Menurut Menteri Mari, dalam situasi global yang tidak menentu, persepsi bahwa liberalisasi tidak selalu memberikan keuntungan kepada seluruh anggota secara adil, dan perbedaan kondisi saat ini dibanding waktu perumusan Doha Round, serta revitalisasi perundingan WTO yang mengalami kebuntuan.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, seluruh anggota harus mengupayakan keberhasilan KTM IX WTO di Bali bulan Desember 2013 untuk menjadi batu pijakan guna mendorong penyelesaian perundingan Doha Development Agenda.

Menteri Mari Pangestu juga menawarkan solusi alternatif dengan mengajak anggota melihat peran WTO secara keseluruhan. Pengakuan atas keberhasilan WTO dalam memberikan keuntungan bagi seluruh anggota dianggap penting.

Dalam menghadapi semakin maraknya pembentukan Regional Trade Arrangements, WTO juga diharapkan dapat ikut mendorong kerja sama regional yang mendukung multilateral trading system.

Persaingan untuk memperebutkan posisi Dirjen WTO cukup ketat dengan banyaknya jumlah calon yang merupakan terbesar sejak WTO dibentuk. Pertanyaan dari anggota WTO kepada kesembilan calon cukup tajam dan beragam.

Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Menteri Mari menarik perhatian anggota dengan jawaban yang komprehensif dan diplomatis. Untuk menyakinkan para anggota, Menteri Mari juga memaparkan latar belakang pendidikan dan pengalaman serta keahlian di bidang perdagangan dan manajerial.

Selain menyampaikan visinya di depan anggota WTO, Menteri Mari Pangestu bersama dengan empat calon lainnya dari Ghana, Costa Rica, Selandia Baru, dan Kenya memberikan pandangannya untuk mengembalikan kepercayaan peran sektor swasta terhadap WTO dalam sesi publik yang diselenggarakan oleh Evian Group di Sekolah Bisnis IMD, Lausanne, 30 Januari lalu.

Untuk menggalang dukungan, Menteri Mari Pangestu melakukan pertemuan dengan para Duta Besar negara anggota WTO baik dalam bentuk bilateral maupun kelompok-kelompok di WTO (G-33, G-10, Cairns Group, dan Informal Group of Developing Countries). Menteri Mari Pangestu juga bertemu dengan think-tank di Jenewa, seperti South Center dan International Center for Trade and Sustainable Development.
(ZG)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013