... optimalisasi hubungan kedua negara akan dilakukan secara lebih... "
Abuja, Nigeria (ANTARA News) - Kerja sama ekonomi dan bisnis Indonesia dan Nigeria diperkuat. Hari ini 14 pebisnis serta pucuk pimpinan BUMN kedua negara diterima Presiden Susilo Yudhoyono di Abuja, Nigeria.

Yudhoyono berada di Abuja dalam kunjungan resmi meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. Sebelum bertemu dengan Yudhoyono, ke-14 pebisnis dan pucuk pimpinan BUMN kedua negara itu berdialog dalam pertemuan bisnis yang menghadirkan Menteri Perdagangan Indonesia, Gita Wirjawan, dan koleganya, Menteri Perdagangan dan Investasi Nigeria, Olusegun Olutoyin Aganga.

Delegasi pengusaha Indonesia dalam pertemuan tersebut terdiri atas Ketua Komisi Afrika Kadin Indonesia Mintardjo Halim, Dirut PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar, dan Dirut PT.Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Richard Budihadianto.

Selanjutnya Direktur PT Aneka Coffee Industry Hutama Sugandhi, Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia Derom Bangun, Dirut PT Indorama Sri Prakash Lohia dan Pimpinan Indofood Nigeria Adhi Narto.

Sementara delegasi pengusaha Nigeria diwakili Dirut Max Air Ltd, Alhaji Barau Mangal, Dirut Orange Drugs Ltd, Tonny Ezzena, Ketua Kadin Nigeria, Dr Herbert A Ajayi, Presiden Asosiasi Manufaktur Nigeria, Kolawole B Jamodu, Dirut Hak Air/Direktur Sterling Bank Plc, Captain Harrison Kuti, Direktur Eksekutif Guarantee Trust Bank, Senator Farouk Bello, dan Ketua Asosiasi Perdagangan Indonesia-Nigeria/Pemred Majalah African Leadership, Ken Giami.

Berbagai aspirasi pebisnis dan kalangan BUMN diutarakan kepada Yudhoyono dalam pertemuan itu. Optimalisasi hubungan kedua negara akan dilakukan secara lebih, terkhusus pada sektor minyak dan gas, jasa, dan barang-barang konsumsi.

Sehari sebelumnya, Wirjawan dan Aganga berkomitmen untuk meningkatkan nilai perdagangan kedua negara sampai lima miliar dolar Amerika Serikat dalam tiga tahun.

Pertemuan bilateral yang turut dihadiri Kepala BKPM Muhammad Chatib Basri itu juga menghasilkan kesepakatan untuk membentuk Preferential Trade Agreement (PTA) dan satuan tugas yang akan membuat peta jalan pengembangan perdagangan dan investasi kedua negara.

"PTA dengan Nigeria adalah langkah yang tepat untuk dapat mengembangkan pasar produk industri Indonesia ke pasar-pasar nontradisional yang selama ini sulit ditembus," kata Wirjawan.

Menurut data Kementerian Perdagangan, total nilai perdagangan Indonesia-Nigeria pada 2011 mencapai 2,1 miliar dolar AS sedangkan pada periode Januari-Oktober 2012 nilainya naik menjadi 2,7 miliar AS namun Indonesia mengalami defisit sebesar 1,5 miliar dolar AS akibat impor migas yang besar.

Di bidang investasi, sebanyak 11 perusahaan Indonesia telah menanamkan modalnya di Nigeria terutama di bidang makanan, polypropylene, obat-obatan, deterjen dan sabun, lampu pijar dan produk kimia lainnya.

Selain pertemuan bilateral, diselenggarakan pula forum bisnis dimana Kadin Indonesia dan Nigeria menandatangani nota kesepahaman kerja sama. PT GMF AeroAsia juga menandatangani kontrak bisnis pemeliharaan pesawat terbang dengan lima maskapai penerbangan Nigeria senilai 60 juta dolar Amerika Serikat dalam lima tahun.

Kelima maskapai penerbangan Nigeria itu adalah Kabo Air, Silverback Africa, Hak Air, Max Air Limited dan Service Air Limited.

(R013)



Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013