Banyak orang mengatakan Pemilu menimbulkan ketidakpastian, ini ada benarnya, tapi mungkin tahun ini agak berbeda
Jakarta (ANTARA) - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan yakin kinerja investasi di Indonesia ke depan tetap aman meski ada pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

“Kami sudah memperhitungkan Pemilu. Banyak orang mengatakan Pemilu menimbulkan ketidakpastian, ini ada benarnya, tapi mungkin tahun ini agak berbeda,” kata Kepala BKF Febrio Nathan Kacaribu saat acara Arah Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Tahun 2024 di Jakarta, Rabu.

Febrio menjelaskan tingkat konsumsi pada masa pemilu kemungkinan besar akan meningkat tinggi. Sebab, aktivitas pemilu melibatkan jutaan orang pada berbagai kegiatan dari pesta demokrasi.

Oleh karena itu, meski banyak analisis yang menduga investor akan wait and see, namun ada harapan dari segi tingkat konsumsi.

Di sisi lain, sambung Febrio, pasar Indonesia juga menunjukkan kinerja yang positif. Hal itu tercermin pada terjadinya penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di pasar modal pada kuartal I-2023.

Baca juga: BKF: Penguatan sistem keuangan lewat UU P2SK jadi harapan bagi RI

Baca juga: Pemerintah kaji dampak penggunaan LCT secara masif di ASEAN


Febrio meyakini kondisi tersebut mengindikasikan momentum investasi di Indonesia saat ini dalam kondisi baik.

Optimisme itu juga didukung oleh data Global IPO Watch QI 2023 yang menunjukkan Indonesia berada di peringkat keempat pada 10 negara dengan IPO teratas pada kuartal I-2023. Capaian itu ditopang oleh meningkatnya permintaan komoditas yang digunakan dalam baterai untuk kendaraan listrik.

“Belum pernah terjadi Indonesia ada di atas Hong Kong dan Jepang. Ini menjadi sinyal bahwa minat investasi tetap tinggi meski kita ada Pemilu sampai tahun depan,” ujar Febrio.

Kepala BKF menambahkan, Indonesia juga memiliki pengelolaan ekonomi Indonesia yang tangguh sehingga mampu membuat Indonesia lebih menonjol dibandingkan dengan negara lain.

Pengelolaan ekonomi Indonesia yang baik juga terlihat pada nilai tukar rupiah yang justru terapresiasi ketika mata uang negara lain mengalami depresiasi.

“Jadi, kombinasi kinerja ekonomi dan tata kelola investasi yang kredibel itu membuat investor banyak masuk,” jelas Febrio.

Baca juga: BKF: Kerja sama LCS dapat perkuat stabilitas mata uang negara ASEAN

Baca juga: BKF: Ke depan, kebijakan subsidi energi lebih tepat sasaran dan adil


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023