Jakarta (ANTARA News) - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, Hidayat Nur Wahid, menganggap wajar pernyataan lembaga survei yang memprediksi perolehan suara PKS akan turun.

"Perolehan suara partai politik mengalami fluktuasi dan ada rasionalisasi. Justru aneh, jika dalam situasi seperti saat ini suara PKS naik hingga 100 persen," kata Hidayat di Gedung MPR/DPR/DPD RI Jakarta, Senin.

Dia mengatakan, penurunan dukungan terhadap PKS kemungkinan terjadi karena masyarakat turut terbawa emosi akibat pemberitaan tentang mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaq, yang ditetapkan sebagai tersangka kasus suap dalam pengurusan impor daging sapi.

Namun Hidayat menegaskan, masalah hukum yang menyandung elite PKS tersebut tidak mempengaruhi kader PKS di tingkat akar rumput. "Kader PKS di lapisan bawah tetap solid," katanya.

Hidayat lantas menceritakan sambutan hangat kader dan masyarakat saat dia berkunjung ke Sumatera Utara pada Minggu (3/2). "Masyarakat di sana menilai, itu persoalan pribadi, bukan persoalan partai," katanya.

Ketua DPP PKS itu menambahkan, hasil jajak pendapat lembaga survei bukan merupakan hasil mutlak tapi terus berubah-ubah sesuai pada periode surveinya karenanya PKS hanya akan menjadikannya sebagai masukan.

Pada Minggu (3/2) lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memprediksi perolehan suara PKS hanya 2,7 persen, jauh lebih kecil dari perkiraan perolehan suara Partai Golkar (21,3 persen), PDI Perjuangan (18,2 persen), Partai Demokrat (8,3 persen), dan Partai Gerindra (7,2 persen).

Survei SMRC melibatkan 1.220 responden acak di seluruh Indonesia pada akhir Desember 2012 dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

(R024)



Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013