Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas PB) membantah tudingan bahwa penyaluran bantuan untuk korban bencana gempa bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Klaten, Jawa Tengah (Jateng) tidak merata sehingga ada daerah yang belum terjangkau bantuan. "Kami memang mendapat laporan ada sejumlah daerah yang belum mendapat bantuan, tetapi setelah kami cek di lokasi tersebut ternyata bantuan sudah ada," kata Koordinator Operasional Bakornas PB, Mayjen TNI Bambang Darmono di Yogyakarta, Senin. Menurut dia, Bakornas tidak melakukan penyaluran bantuan secara langsung ke setiap lokasi bencana karena semua sudah ditangani Satlak Provinsi maupun Kabupaten/Kota. "Memang ada sebagian kecil di daerah yang sulit dijangkau, tetapi kami melakukan intervensi pengiriman bantuan dengan menggunakan helikopter," katanya. Ia mengatakan, seperti Senin ini, pihaknya mendapat laporan beberapa wilayah di Gunungkidul belum mendapatkan bantuan makanan, tetapi setelah didatangi ke sana dan bertemu langsung dengan masyarakat, ternyata tidak ada kendala dalam penyaluran bantuan di sana. Bambang lebih lanjut mengatakan, sebelumnya juga ada media yang menyorot dan memberitakan bahwa masyarakat Gunungkidul sudah mulai makan ubi karena bantuan makanan belum datang, tetapi setelah dicek lagi ternyata pemberitaan itu tidak benar. "Kami telah bertemu masyarakat Gunungkidul, ya dari dulu mereka makan ubi. Bahkan masyarakat maupun kepala desa mengatakan kalau tidak makan `tiwul` rasanya belum makan. Jadi, kalau gara-gara itu kemudian dianggap seolah-olah bantuan belum sampai, kan sangat berlebihan," ujarnya. Dia menambahkan, daerah Gunungkidul seperti Kecamatan Playen, Panggang dan Banyusoco memang merupakan daerah yang sulit dijangkau karena banyak jaringan jalan yang sempit sehingga menyulitkan distribusi melalui jalan darat. "Betul hingga hari kedua pascabencana ada daerah yang tidak bisa dijangkau melalui darat karena jalan tertutup bukit yang longsor. Tetapi setelah batu-batu itu disingkirkan, jalan kembali normal," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006