euro "mungkin terlalu kuat."
Tokyo (ANTARA News) - Mata uang euro berada di bawah tekanan di perdagangan Asia, Selasa, karena dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran tentang stabilitas zona euro dan peringatan dari seorang pejabat Eropa bahwa unit mata uang itu mungkin "terlalu panas".

Mata uang tunggal dibeli 124,63 yen dan 1,3494 dolar dalam perdagangan pagi di Tokyo, sedikit melemah dibanding 124,28 yen dan 1,3503 dolar di New York pada hari sebelumnya.

Greenback menguat pada posisi 92,35 yen dari 92,11 yen di perdagangan AS.

Kekhawatiran atas ketidakpastian politik di Italia dan Spanyol menekan perdagangan euro-dolar dengan investor mengamati untuk melihat jika sampai berada di bawah 1,34 dolar, kata Junichi Ishikawa, analis pasar IG Securities di Tokyo.

"Jika dukungan dipertahankan, kita bisa melihat risk appetite kembali pada kepercayaan dalam pemulihan ekonomi zona euro," kata Ishikawa kepada Dow Jones Newswires.

Pasar dikejutkan setelah Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy mendapat tekanan untuk mengundurkan diri di tengah skandal korupsi yang berkembang, sementara di Italia, partai mantan perdana menteri Silvio Berlusconi menunjukkan keberhasilan yang solid dalam jajak pendapat menjelang pemilihan umum nasional pada akhir bulan ini.

Tekanan jual juga memicu setelah Menteri Keuangan Perancis Pierre Moscovici mengatakan pada hari Minggu bahwa euro "mungkin terlalu kuat."

Menteri juga mengatakan kepada AFP bahwa dia tidak berusaha untuk "meluncurkan serangan" untuk menurunkan euro, tetapi menambahkan" tampaknya benar-benar sah bagi saya bahwa terjadi perdebatan tentang pertanyaan di bursa global dalam berbagai forum internasional."

Mata uang bangkit kembali pada hari Jumat melambung di atas 1,36 dolar dan mencapai level tertinggi terhadap dolar sejak pertengahan November 2011, karena laporan tenaga kerja AS yang positif dan diperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar di masa mendatang.

Perkembangan di Eropa menunjukkan "kesempatan yang baik untuk profit taking dan menyebabkan yen mengalami `buyback`", kata Bill Diviney dari Barclays Capital dalam sebuah catatan.

Pasar juga mengawasi pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa minggu ini, meskipun banyak analis memperkirakan bank sentral akan tetap mempertahankan setiap langkah kebijakan baru.
(S004)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013