Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan apresiasi atas gelaran Gebyar Prestasi Al Quran Yayasan Khadijah yang diselenggarakan di Gedung Islamic Centre Surabaya, Sabtu.

Gubernur Khofifah mengatakan gelaran ini adalah upaya menyiapkan generasi qurani yang akan menjadikan Al Quran menjadi ruh perjuangan dan pengabdian di masa depan.

"Jadi ruh Al Quran ini harus ditanamkan. Meskipun membuka gawai, maka jangan lupa yang dibuka juga adalah Al Quran," ujar Gubernur Khofifah.

Ia tidak melarang untuk membaca dan mengakses lainnya. Namun, baik anak maupun orang tua tetap harus selektif dalam memilih dan memilah aktivitas yang dilakukan dengan gawainya.

Baca juga: Peserta program beasiswa kedokteran di Lombok Tengah ikuti bimbel

Baca juga: Pemkab Lombok Tengah-UPN Veteran kerja sama beasiswa FK jalur tahfiz


"Jadi boleh mengakses beragam fitur tapi harus dipilih dan dipilah betul. Ambil yang produktif dan positif. Di sinilah peran penting literasi digital. Kalau literasi digital berjalan dengan baik, maka proses memilih dan memilah itu akan berjalan dengan sendirinya. Juga mereka akan membaca dan menghafalkan Al Quran di mana saja mereka berada," ujarnya.

Lebih lanjut, Khofifah mengungkapkan bahwa gebyar prestasi Al Quran tidak kalah dengan gebyar prestasi yang lainnya. Sebab, kegiatan ini penting dalam menyiapkan generasi qurani.

"Bahkan, gebyar Prestasi Al Quran ini tidak kalah dengan gebyar pentas seni biasanya. Insya Allah, ini adalah area ngunduh barokah Allah SWT," katanya.

Tidak sampai di situ, sebagai seorang alumni Yayasan Pendidikan Khadijah, Khofifah mengaku bangga sekaligus meneteskan air matanya manakala melihat bagaimana banyaknya surat-surat Al Quran yang telah dihafalkan oleh siswa-siwsi TK-SD-SMP dan SMA dan Yayasan Khadijah.

"Tentu kita semua berharap yang hari ini khataman tahfidz berapapun banyaknya, yang sudah dihafal oleh anak-anak sekalian maka ini adalah sangu bagi anak-anak semua. Maksimalkan sesuai dengan ikrar anak-anak sekalian tiap hari jangan lupa membaca Al Quran," tuturnya.

Lebih jauh, Ketua Umum PP Muslimat NU ini juga mengajak anak-anak untuk memahami makna dan mengamalkan ajaran dari tiap ayat ke ayat yang telah dihafal.

"Artinya, ada proses yang kita harapkan ke depan. Jika bacaan sudah tartil maka langkah berikutnya adalah memahami maknanya dan mengamalkannya. Ini juga menjadi bagian yang harus seiring dengan perjalanan kehidupan anak-anak sekalian. Jadi dari tiap jenjang pendidikan dari TK-SD-SMP-SMA-Perguruan Tinggi hingga nanti di kehidupan profesi ruh Al-Quran tetap terjaga," tuturnya.

Dalam kesempatan ini Gubernur Khofifah didampingi Ketua Umum Yayasan Khadijah dan Ketua Pengawas Yayasan Khadijah turut menyerahkan penghargaan kepada khatimin khatimat tartil dan tahfiz Al-Quran terbaik.

Pada sambutannya, Ketua Umum YTPSNU Khadijah KH M. Ridlwan Nasir menyampaikan bahwa dirinya terharu dengan kemampuan anak-anak yang memiliki kemampuan membaca Al Quran yang baik.

"Ini adalah bekal. Bekal untuk membersihkan diri dan membersihkan hati dari hal hal buruk. Ini akan bermanfaat bagi agama dan bangsa. Saya yakin setelah kami yang sepuh-sepuh selesai masanya, Insya Allah faa insya Allah anak-anak kita adalah penerus kita," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Bil Qolam Pusat KH M. Anas Basori menyampaikan bahwa pada ujian, terdapat peningkatan jumlah peserta dari tingkat bawah hingga SMA pada 10 cabang yang ada.

Secara kuantitas dan kualitas terdapat peningkatan jumlah yang cukup signifikan yakni dari tahun lalu hanya 200 sekian peserta menjadi saat ini 400 sekian peserta.

"Saya titip kepada wali khotimin/at, anak anak ini sudah lancar baca dan menghafalkan. Tapi anak-anak harus tetap dibina, karena ini masih tahap awal. Meski sudah tidak di Khadijah, mohon Al Quran-nya harus tetap dijaga. Harapannya anak-anak memiliki prestasi dan menduduki jabatan publik serta tetap ahli Quran," katanya.*

Baca juga: MUI Bogor berharap lulusan Tahfiz Al Quran tularkan ilmu ke masyarakat

Baca juga: Bukittinggi realisasikan program satu kelurahan satu rumah tahfiz

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023