Ilustrasi - Turnamen bola basket. ANTARA FOTO/Andika Wahyu/NZ/aa. (ANTARA/ANDIKA WAHYU)

Sisanya lima laga lain berakhir dengan kekalahan, termasuk melawan Filipina yang akhirnya menjadi juara dalam FIBA Asia atau ABC Championship 1967.

Pada 1968, Sony memperkuat Indonesia berlaga pada Pra-Olimpiade di Monterrey, Meksiko. Kala itu, Indonesia kalah Polandia, Spanyol, dan Uruguay. Namun Sony dan kawan-kawan membuat kejutan dengan menumbangkan Australia dengan skor 58-51.

"Karena kami kalah postur ya harus bermain cepat. Kebetulan walaupun saya tidak terlalu tinggi, lompatan saya tinggi. Saya masih menyimpan foto-foto ketika berebut bola dengan pemain-pemain yang memiliki postur dua meter tapi saya bisa menang," kata Sony.

Salah satu media cetak Filipina pernah mengulas kehebatan Sony. Salah satunya adalah kemampuannya menembak bola dengan tangan kiri dan kanan dalam pertandingan.

"Saya rasa sampai sekarang belum ada pemain kita yang bisa melakukan itu dalam pertandingan. Kebetulan saat saya menembak dengan tangan kanan dan kiri itu semuanya pernah didokumentasikan oleh media," ujar Sony.

Pesan

Pria yang lahir pada 21 Juni 1943 itu sudah berhenti bermain basket ketika berusia 72 tahun. Namun dia masih menyempatkan menonton pertandingan bola basket, terutama untuk kelompok veteran bersama dengan rekan-rekannya yang dulu pernah bermain basket bersama.

Sebagai legenda bola basket Tanah Air, ia mengaku bangga Indonesia bisa menjadi tuan rumah kejuaraan besar dunia sekelas Piala Dunia FIBA 2023.

Menurutnya, ajang tersebut menjadi momentum yang baik untuk bola basket di Indonesia, khususnya untuk anak-anak yang akan melihat langsung aksi dari para pemain dunia.

Dia juga berpesan kepada generasi muda Indonesia agar memiliki tekad yang kuat untuk menjadi lebih baik.

"Tidak cukup hanya dengan berlatih dengan klub, tapi juga harus menambah latihan sendiri," katanya.

"Dahulu saya berlatih sendiri di lapangan outdoor jam 1 siang supaya kemampuan saya terus meningkat. Sekarang harusnya bisa lebih baik dari dulu karena fasilitas dan lapangan juga lebih bagus. Mereka harus punya motivasi ekstra dari diri sendiri untuk terus mengasah kemampuan," pungkas Sony.

Baca juga: Menpora harap Piala Dunia FIBA momentum kebangkitan basket Indonesia
Baca juga: Perbasi DKI kenalkan Dyanadya Khalila sebagai duta basket ibu kota

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023