Jakarta (ANTARA) -
Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) Danny Kosasih mengimbau orang tua agar tidak asal pilih klub basket untuk anak karena bisa merugikan perkembangan kemampuan permainan ke depan.
 
Dalam laman Instagram "coachdannykosasih" yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin, ia membeberkan bahwa belakangan ini banyak terjadi permasalahan antara orang tua dan pemilik klub karena perkembangan kemampuan anak yang tidak sesuai harapan.
 
Menurut dia, permasalahan itu terjadi karena klub tidak menerapkan pola pelatihan yang sesuai dengan jumlah ideal pemain yang berlatih dalam satu tim, sehingga pelatih tidak fokus untuk memantau perkembangan individu anak asuhnya.
 
Para orang tua, tambah dia, juga harus memerhatikan beberapa hal sebelum memilih klub, agar tepat untuk perkembangan kemampuan anak ke depan.
 
Indikator pertama yang harus diperhatikan adalah klub yang akan dipilih harus terdaftar di Perbasi sehingga bisa dipantau perkembangannya.
 
Kemudian, orang tua peserta harus melihat total jumlah anak yang berlatih di dalam satu tim sesuai kelompok umur. Jika lebih dari 15 orang dengan hanya dilatih satu orang, maka bisa dipastikan anak yang bersangkutan tidak akan mendapatkan latihan yang tepat atau baik.
 
"Jadi kalau untuk klub-klub yang saat ini terus berkembang, untuk kelompok umur tertentu buat anak-anak yang masih butuh perhatian pelatih, itu maksimal satu tim 15 orang. Jangan sampai satu pelatih disuruh mengawasi 30-40 orang," kata Danny dalam unggahan di akun Instagram pribadinya.

Baca juga: Perbasi pilih 24 pemain untuk seleksi timnas di kejuaraan SEABA U-18
 
"Ketika mereka bertanding, yang bermain 5-10 orang. Terus yang lain tidak dapat kesempatan bertanding, terus terjadilah masalah-masalah yang tadi itu (tidak sesuai dengan ideal)," tambah dia.
 
Ketum Perbasi yang sarat pengalaman itu juga mengimbau pengelola klub agar memerhatikan jumlah ideal anak yang berlatih dalam satu tim kelompok umur.
 
Maksimal jumlah yang bisa berlatih dalam satu tim adalah 15 orang, sehingga bila lebih maka dianjurkan untuk menyediakan satu pelatih lagi, begitu untuk seterusnya ungkap Danny.
 
Dengan demikian, lanjut dia, para pelatih lain juga bisa mendapatkan pekerjaan dan fokus untuk melatih, serta memantau perkembangan anak asuhnya.
 
Danny mengajak seluruh pemangku kepentingan bola basket untuk bergandengan tangan membangun olahraga tersebut untuk regenerasi atlet Indonesia lebih baik ke depan.

Baca juga: Hawks lepas pemain asing Augustus Stone Jr
Baca juga: Peminat basket tinggi memacu FIBA buka kantor baru di Indonesia

Pewarta: Donny Aditra
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024