Batam (ANTARA News) - Operator seluler PT XL Axiata Tbk berharap dapat menggandeng 100 hingga 150 mitra pengiklan (merchant) pada layanan iklan di perangkat mobile (mobile advertising) berbasis lokasi (location based advertising/LBA) di seluruh Indonesia.

"Tahun ini (2013) kami menargetkan perusahaan yang menjadi mitra `mobile advertising` XL mencapai 100-150 merchant, naik signifikan dibanding tahun 2012 sebanyak 83 merchant," kata Senior General Manager m-Finance Technology, Content & New Business, Yessie D. Yosetya, di sela peluncuran "Mobile Advertising Berbasis LBA Secara Real Time" di Batam, Jumat.

Menurut Yessie, peningkatan jumlah merchant sejalan dengan kebutuhan tingginya ekspektasi masyarakat terhadap layanan "mobile advertising" di industri telekomunikasi di masa datang.

"Selain bertambahnya pelanggan telekomunikasi (subscribers), penambahan jumlah ponsel, juga dipicu akses internet berkecepatan tinggi yang semakin baik," kata Yessie.

Pada kesempatan itu XL juga mengumumkan kerjasama mobile advertising dengan perusahaan makanan cepat saji "Burger King".

Sementara itu, Direktur Technology Digital Services XL, Dian Siswarini menuturkan sangat meyakini bahwa industri mobile advertising di Indonesia akan tumbuh pesat.

"Kami melakukan inisiatif strategis dan menjadi operator telekomunikasi pertama yang menyediakan layanan LBA dengan ruang lingkup nasional secara nyata," kata Dian.

Mobile advertising adalah layanan iklan non konvensional yang menggunakan media ponsel sebagai alat untuk menyampaikan pesan promosi kepada pelanggan seluler yang sedang berada di mall, perkantoran, pusat pasar, kampus, bandara, dan tempat- tempat keramaian.

Menurut Dian, pesan komersial yang dikiirmkan XL LBA beragam, mulai dari SMS interaktif, MMS video, sampai dengan menu interaktif menggunakan UMB (universal menu browser).

"Pelanggan XL tidak akan dikenakan biaya sama sekali alias gratis untuk menerima promo via LBA ini," ujar Dian.

Meski demikian, Dian tidak merinci lebih lanjut seberapa banyak pelanggannya yang terdeteksi menindaklanjuti mobile advertising yang dimaksud.

"Tidak bisa ditentukan, karena sifatnya penawaran, jadi tidak bisa diungkapkan seseorang itu menjadi pelanggan atau tidak suatu penawaran," ujar Dian.

Ia juga menambahkan yang menjadi tantangan operator dalam menyelenggarakan layanan "mobile advertising" tersebut adalah perusahaan "over the top" seperti Google dan Yahoo.

Namun keunggulan kompetitif mobile advertising tetap pada operator telekomunikasi karena secara langsung dapat disebar kepada pelanggannya.

(R017)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013