Jakarta (ANTARA) - Daerah Otonom Tibet di China barat daya merilis laporan terbarunya tentang lingkungan ekologis di daerah itu pada Senin (5/6) yang menunjukkan bahwa Tibet masih menjadi salah satu daerah terbaik di dunia dalam hal kualitas lingkungan ekologis pada 2022.

Tibet melewati rata-rata 99,5 persen tahun tersebut dengan kualitas udara yang baik, menurut laporan yang dikeluarkan oleh departemen ekologi dan lingkungan daerah itu.

Selama periode tersebut, kualitas udara secara keseluruhan di wilayah Gunung Qomolangma diberi peringkat Kelas I, level terbaik menurut standar nasional China. Sementara itu, Lhasa, ibu kota regionalnya, menduduki peringkat pertama di antara 168 kota besar di China di bawah pemantauan kualitas udara dalam hal hari dengan kualitas udara yang baik.

Dalam beberapa tahun terakhir, Tibet memperkuat upayanya untuk melindungi keanekaragaman hayati lokal, mendorong pembangunan berkelanjutan, dan meningkatkan jaringan pemantauan keanekaragaman hayati.

Laporan itu juga menunjukkan bahwa populasi antelop Tibet, spesies endemik khas daerah itu, meningkat dari sekitar 70.000 ekor pada abad ke-20, yang merupakan level terendahnya, menjadi lebih dari 300.000 ekor saat ini.

Jumlah bangau leher hitam, yang mendapat perlindungan tertinggi di China, meningkat dari kurang dari 3.000 ekor pada abad ke-20 menjadi lebih dari 10.000 ekor. Selain itu, satwa langka dan terancam punah lainnya seperti monyet rambut emas Yunnan dan rusa merah Tibet juga menunjukkan pemulihan populasi yang luar biasa, sebut laporan itu.

Hingga akhir tahun lalu, Tibet telah membangun total 47 cagar alam, melindungi lahan seluas lebih dari 412.000 km persegi, yang mencakup lebih dari 34 persen luas area darat Tibet, menurut departemen ekologi dan lingkungan daerah itu.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023