Batam (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Republik Indonesia mengkampanyekan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) cegah stunting dan pelayanan KB di Kota Batam, Kepulauan Riau.

Deputi Bidang Keluarga Berencana (KB) Kesehatan Reproduksi (KR) BKKBN RI Eni Gustina mengatakan pihaknya menyambut baik perjanjian kerja sama serta kampanye KIE cegah stunting dan pelayanan KB dan peresmian kampanye KIE cegah stunting dan pelayanan KB akan memberikan dukungan secara penuh untuk keberlangsungan pelayanan yang ada.

“Harapan kami, tentunya perjanjian kerja sama ini akan terealisasi dengan berbagai kegiatan yang berdampak kepada masyarakat. Semoga faskes yang ada di hari ini bisa menjadi role model pelayanan KB,” kata Eni dalam keterangan yang diterima di Batam, Selasa.

Selain itu, pihaknya merasa bangga karena Kepulauan Riau terjadi penurunan yang cukup signifikan dari 17,6 persen di tahun 2021 menjadi 15,4 persen di tahun 2022.

Menurutnya, hal tersebut menunjukkan kolaborasi dan integrasi penanganan stunting di Kepri sudah berjalan dengan baik.

“Agar keluarga dan generasi yang akan datang tidak menjadi beban oleh Negara, kami akan terus mencari terobosan agar angka stunting bisa ditekan. Saya yakin Kepri bisa menjadi contoh daerah lain di Indonesia,” ujar dia.

Baca juga: Kepala BKKBN: ASI eksklusif berperan penting cegah anak alami stunting

Kepala Perwakilan BKKBN Kepri Rohina mengatakan untuk capaian sasaran pelayanan KB hingga 9 April 2023 baru sebanyak 4.375 dengan target 33.832 akseptor atau sekitar 12,93 persen. Dan untuk jumlah peserta KB aktif sasaran 2023 sebanyak 135.579.

“Jika dilihat dari tren pencapaian peserta KB baru per mix kontrasepsi dari tahun 2022-2023 Implant mengalami kenaikan yaitu 4,95 menjadi 33,67 persen,” kata dia.

Lebih lanjut ia menyampaikan dengan mengkampanyekan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) cegah stunting dan pelayanan KB itu dapat dicapai kesamaan persepsi, komitmen dan langkah dalam meningkatkan pelaksanaan dan pencapaian hasil program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga di Kepri.

“Sehingga dapat berdampak positif pada pengendalian jumlah dan peningkatan kualitas penduduk dan keluarga dan pencegahan stunting di Kepri pada pelayanan KB di faskes serta penguatan dengan mitra kerja lainnya,” kata Rohina.


Baca juga: BKKBN: Angka stunting di Aceh turun dua persen
Baca juga: BKKBN: Stunting sebabkan tak bisa jadi TNI maupun polisi

 

 

Pewarta: Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023