ESDM ini sudah memberikan kontribusi terhadap APBN Rp125,9 triliun sampai akhir Mei, dari target (tahun 2023) Rp219,58 triliun.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyetor penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor ESDM senilai Rp125,9 triliun sampai Mei 2023.

"Untuk PNBP ini, yang Rp32,9 triliun ini sebetulnya angka per Maret 2023, jadi di angka triwulan pertama. Kalau angka sekarang sektor ESDM ini sudah memberikan kontribusi terhadap APBN sebesar Rp125,9 triliun sampai akhir Mei, dari target (tahun 2023) Rp219,58 triliun," kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI dipantau secara daring, Selasa.

Selanjutnya, kata Dadan, anggaran belanja sampai triwulan-I 2023 sebesar 21,15 persen dari pagu Rp6,55 triliun pada 2023.

Kemudian, investasi sebesar Rp5,67 miliar dari target Rp33,58 miliar, lifting minyak bumi 605 ribu barel oil per day (BOPD) dari target 660 BOPD. Selanjutnya, lifting gas bumi 946 ribu BOPD dari target 1.100 BOPD.

"Kemudian rasio elektrifikasi, pemerintah sudah menargetkan 100 persen sejak 2 tahun yang lalu dan per sekarang di angka kami adalah 99,67 persen dengan target optimis di tahun ini adalah 99,91 persen," ujar Dadan yang saat ini juga menjabat Direktur Jenderal (Dirjen) Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM itu.

Berikutnya, ia juga melaporkan bahwa kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) mencapai 12,6 gigawatt (GW) hingga triwulan-I 2023.

"Cukup besar dalam arti kumulatif tetapi kalau dari sisi tambahan di tahun ini, baru bertambah 53,6 megawatt (MW) dari target 368 megawatt," ujarnya lagi.

Sedangkan, produksi batu bara sebesar 293,5 juta ton hingga triwulan-I 2023, dari target 695 juta ton di tahun 2023. "Kami terus menjaga DMO (domestic market obligation) batu bara sesuai dengan keperluan dan aturan," ujar Dadan.

Lalu, Dadan juga menyebut penyerapan anggaran belanja Kementerian ESDM hingga triwulan-I 2023 sebesar 21,15 persen dari pagu Rp6,55 triliun. Adapun target penyerapan anggaran belanja Kementerian ESDM adalah sebesar 98,66 persen. "Jadi, masih sesuai dengan rencana, masih sesuai dengan target," ujar Dadan pula.

Ia juga mengungkapkan bahwa masih terdapat blokir anggaran yang cukup besar pada Ditjen Ketenagalistrikan, khususnya untuk kegiatan clean cooking untuk rumah tangga, di Ditjen EBTKE untuk kegiatan penerangan jalan umum tenaga surya (PJUTS), dan pada Ditjen Migas untuk kegiatan konverter kit (konkit) nelayan dan petani yang telah selesai dibuka per 2 Juni 2023.

"Proses buka blokir untuk yang Ditjen EBTKE juga sudah berjalan, sekarang sedang di-review oleh tim dari inspektorat jenderal, blokir dan automatic adjustment ini akan dibuka seluruhnya, sehingga seluruh kegiatan bisa dilaksanakan," kata Dadan.

Sementara untuk pagu indikatif tahun anggaran 2024, Kementerian ESDM mengusulkan anggaran sebesar Rp15,81 triliun.

"Ini sudah dibahas bersama secara bilateral juga dengan Bappenas dan mendapatkan alokasi pagu indikatif tahun 2024 sebesar Rp6,78 triliun yang bersumber dari dana rupiah murni sebesar Rp3,45 triliun atau sekitar 60 persen. Kemudian PNBP sebesar Rp2,8 triliun dan juga pendapatan dari badan layanan umum sebesar Rp457,17 miliar," kata dia lagi.
Baca juga: Sambut Hari Pertambangan, Menteri: Kontribusi ESDM capai Rp141 triliun
Baca juga: Kementerian ESDM terus memaksimalkan kontribusi hulu migas 

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023