Jakarta (ANTARA) -
Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mengingatkan masyarakat agar memilih pemimpin yang pancasilais pada Pilpres 2024.

"Makanya tahun 2024 pilihlah presiden yang paling pancasilais," kata Jazilul dalam diskusi Empat Pilar dengan Tema "Memaknai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara" di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu.
 
Sebab, kata dia, makna terkait Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara itu sangat dinamis sehingga bergantung pada pemimpinnya.
 
"Pancasila bisa dimanfaatkan apa saja dan karena itulah founding father menempatkan Pancasila sebagai filosofi dan falsafah hidup bangsa yang memaknai semuanya," ujarnya.
 
Oleh karena itu, menurut dia, sangat penting seorang pemimpin memiliki dasar moral dan integritas Pancasila. "Jadi jangan soal elektabilitas saja," ucap dia.
 
Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan mengingatkan pentingnya masyarakat agar menyikapi Pemilu 2024 dengan persatuan dan kesatuan.

Baca juga: Wakil Ketua MPR ajak anak bangsa tingkatkan literasi tentang Pancasila
 
"Karena menurut saya, tahun 2024 ini akan menjadi sejarah tonggak bagi Indonesia, apakah akan lebih bagus atau kita akan seperti sekarang, mudah-mudahan tidak turun," ujarnya.
 
Dalam menjunjung persatuan dan kesatuan, Syarief mengatakan siapa pun berhak menjadi calon pemimpin bangsa pada Pilpres 2024 karena pemilu merupakan proses demokrasi yang menaruh kesejahteraan rakyat sebagai tujuannya sepanjang tidak menyalahi Pancasila untuk membina persatuan, kesatuan, memenuhi persyaratan perundangan, dan menuju Indonesia yang lebih baik ke depannya.
 
"Untuk itu, saya memiliki satu prinsip bahwa untuk proses tahun 2024 siapa pun dia, sepanjang dia adalah warga negara, dia adalah saudara kita, nah itu yang patut untuk kita harus pahami bersama, inilah makna daripada persatuan dan kesatuan," tuturnya.

Baca juga: Anggota MPR ajak partai politik membumikan nilai Pancasila
 
Untuk itu, dia meminta agar pemerintah harus memfasilitasi Pilpres 2024 agar berjalan lancar, damai, jujur, dan adil.
 
"Siapa pun calon presidennya harus 'welcome' semua, jadi kalau berbeda capres yang enggak apa-apa itu adalah bagian daripada demokrasi, itulah bagian daripada pandangan hidup," kata dia.
 
Sementara itu, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago memandang bahwa semakin banyak calon presiden pada Pilpres 2024 menunjukkan tingginya partisipasi masyarakat.
 
Dia berharap agar pada Pilpres 2024 tidak hanya muncul dua calon presiden yang ikut berkontestasi.
 
"Hanya dua calon presiden misalnya, menurut saya itu akan mengurangi kualitas demokrasi kita. Jadi saya enggak menginginkan ada dua, minimal tiga atau empat, itu harapan kita. Terakhir adalah kebebasan sipil dan politik itu harus dilindungi oleh negara karena itu adalah Pancasila," ujar Pangi.
 

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023