Kolombo (ANTARA) - Sejumlah pakar dari Sri Lanka dan China menggelar simposium tentang ekologi terumbu karang di Kolombo, Selasa (6/6), guna membahas kondisi terumbu karang saat ini dan mengeksplorasi berbagai strategi untuk perlindungan dan pemulihannya.

Simposium tersebut diselenggarakan oleh Colombo Port City dengan dukungan dari Universitas Ruhuna, Institut Oseanologi Laut China Selatan, dan Pusat Gabungan Pendidikan dan Penelitian China-Sri Lanka (CSL-CER), untuk mempertemukan para pakar terkemuka di bidang terkait.

Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Hari Laut Sedunia, simposium tersebut menyoroti dedikasi Colombo Port City terhadap keberlanjutan dan perlindungan keanekaragaman hayati dan ekosistem alami.

Simposium bersama itu membahas status, keanekaragaman hayati, dan pemulihan ekosistem terumbu karang di bawah pengaruh aktivitas manusia dan perubahan iklim global, serta mengeksplorasi berbagai isu dan penanggulangan untuk konservasi, restorasi, dan pengelolaan terumbu karang di China dan Sri Lanka.

Sejumlah presentasi pun disampaikan oleh para ilmuwan dari China dan Sri Lanka. Simposium bersama itu merupakan yang pertama dari serangkaian inisiatif Colombo Port City untuk keberlanjutan dan konservasi sumber daya alam (SDA) negara itu.

Colombo Port City dan CSL-CER menjanjikan upaya bersama untuk menggalakkan konservasi alam dan pembangunan berkelanjutan.

Membentang di lahan reklamasi dari laut seluas 269 hektare, Colombo Port City bertekad untuk menjadi kota paling layak huni di Asia Selatan, dibangun dengan desain kota berkelanjutan terbaru dan konsep kota pintar.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023