Dubai (ANTARA) - Pihak-pihak yang bertikai di Sudan menyepakati gencatan senjata secara nasional selama 24 jam mulai Sabtu (10/6) pukul 06.00 waktu setempat (11.00 WIB), menurut pernyataan bersama Arab Saudi dan Amerika Serikat yang menjadi mediator pembicaraan.

Militer Sudan dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) bersepakat "akan menahan diri dari tindakan yang dilarang, serangan, penggunaan pesawat tempur dan drone, pengeboman udara, serangan artileri, penguatan posisi dan penambahan pasukan, dan akan menahan diri dari mencari keuntungan militer selama gencatan senjata", menurut pernyataan itu.

Jika kedua pihak gagal menerapkan gencatan senjata, "fasilitator akan dipaksa untuk mempertimbangkan penundaan pembicaraan di Jeddah", kata pernyataan itu, mengacu pada negosiasi untuk mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung hampir dua bulan di Sudan.

"Kami telah memberikan kedua pihak kesempatan untuk mengakhiri perang yang tidak masuk akal ini," kata Biro Urusan Afrika Kementerian Luar Negeri AS di Twitter.

"Kami meminta kedua pihak mematuhi komitmen yang dibuat hari ini untuk gencatan senjata selama 24 jam, yang memungkinkan warga Sudan menerima bantuan kemanusiaan penting," katanya.

Kedua pihak telah melanggar sejumlah kesepakatan gencatan senjata, meskipun perjanjian gencatan senjata baru-baru ini mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan dalam jumlah terbatas, menurut badan-badan kemanusiaan.

Konflik di Sudan merusak masa transisi negara itu menuju kekuasaan sipil, empat tahun setelah pemberontakan yang menggulingkan Presiden Omar al-Bashir.

Militer Sudan dan RSF berselisih soal rantai komando dan rencana restrukturisasi militer selama masa transisi.

Sumber: Reuters

Baca juga: Lebih dari 13,6 juta anak di Sudan butuh bantuan kemanusiaan segera
Baca juga: Pertikaian di Sudan meningkat, perdamaian belum terlihat

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023