Zurich (ANTARA News) - Lembaga pengawas internasional Dewan Stabilitas Keuangan (FSB) pada Selasa menyerukan untuk memperketat tata kelola perusahaan di sektor perbankan, mengatakan langkah tersebut diperlukan untuk membendung budaya mengambil risiko yang berlebihan.

"Krisis keuangan global membuka sejumlah kelemahan tata kelola risiko di lembaga-lembaga keuangan besar, berkaitan dengan peran dan tanggung jawab dewan direksi perusahaan," kata FSB saat meluncurkan

laporan tentang cara menghindari terulangnya kegagalan masa lalu di sektor perbankan.

Dalam sebuah pernyataan, lembaga itu menggarisbawahi bahwa laporan tersebut juga mengkhawatirkan manajemen risiko seluruh perusahaan dan kebutuhan untuk penilaian independen terhadap tata kelola risiko.

"Tanpa pemeriksaan dan keseimbangan yang tepat yang diberikan oleh dewan dan fungsi-fungsi ini, budaya pengambilan risiko dan pemanfaatan yang berlebihan memungkinkan menyebar ke seluruh bagian di banyak perusahaan-perusahaan ini," katanya.

FSB, didirikan pada 2009, telah diamanatkan oleh kelompok negara G20 untuk memperkuat undang-undang perbankan.

Survei lembaga ini terhadap 36 bank dan broker-dealer dianggap signifikan untuk tujuan dari laporannya.

FSB menggarisbawahi bahwa banyak anggota dewan perusahaan kurang memiliki pengalaman mendalam di sektor keuangan dan karena itu tidak mencukupi ketika harus memastikan peratuatn ditepati.

Lembaga itu memperingatkan bahwa banyak dewan perusahaan terlalu sedikit memperhatikan manajemen risiko, meskipun perusahaan dan regulator telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kebijakannya.

FSB diketuai oleh Mark Carney, gubernur Bank Sentral Kanada (BoC) yang mengundurkan diri dan dijadwalkan akan mengambil kendali Bank Sentral Inggris (BoE) pada Juli.

Badan pengawas ini berbasis di Basel, Swiss, dan diselenggarakan oleh Bank for International Settlements, kadang-kadang dijuluki bank sentral dari bank-bank sentral. (A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013