Bagi ibu setelah bersalin, kita dorong untuk menggunakan kontrasepsi MKJP agar dapat mengatur jarak kelahiran
Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan bahwa pelayanan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Implan dan KB suntik sedang digencarkan di Pulau Seram, Maluku.

“Ini penting karena mulai dari menikah jika mau menunda memiliki anak atau ada wanita dengan riwayat anemia, maka caranya dengan menggunakan alat kontrasepsi. Bagi ibu setelah bersalin, kita dorong untuk menggunakan kontrasepsi MKJP agar dapat mengatur jarak kelahiran,” kata Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Eni Gustina dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Ia menjelaskan ketika menyambangi Puskesmas Waimital pada Kamis (8/6) lalu pelayanan dilakukan kepada 77 akseptor. Sehingga berdasarkan data SIGA sampai bulan Juni 2023, peserta KB aktif di Kabupaten Seram Bagian Barat sudah mencapai 8.052 akseptor dan peserta KB baru sebanyak 896 akseptor.

Pengadaan layanan MKJP sendiri ditujukan untuk menekan angka kejadian berhenti menggunakan alat kontrasepsi (drop out) di wilayah tersebut. Alat kontrasepsi yang disediakan oleh pemerintah pun dijamin memiliki mutu yang sama dengan pihak swasta.

Sejak tahun 2020 saja BKKBN sudah aktif menyediakan implan satu batang, yang diproduksi sendiri di dalam negeri. Inovasi ini merupakan bentuk respon dari keinginan masyarakat yang mau menggunakan KB dengan lebih mudah dan nyaman, serta lebih sedikit efek sampingnya ketika memakai alat kontrasepsi.

Lebih lanjut Eni menjelaskan kepada semua warga bahwa pelayanan KB dihadirkan untuk membantu setiap keluarga merencanakan waktu yang ideal untuk memiliki anak. Pengaturan jarak kehamilan dinilai akan berdampak pada pola pengasuhan anak dan kesehatan anak yang dilahirkan selanjutnya.

Ia mengingatkan kepada semua pihak bahwa pelayanan kontrasepsi yang digelar BKKBN bersama mitra terkait, juga tidak terlepas dari upaya pemerintah melakukan percepatan penurunan stunting.

Dirinya mengajak seluruh pihak untuk terlibat aktif dalam proses percepatan penurunan stunting di provinsi Maluku sambil mengedukasi masyarakat terkait pentingnya KB dan bahaya stunting kepada generasi penerus bangsa.

“Penggunaan kontrasepsi bagian dari pencegahan lahirnya anak-anak stunting. Namun ketika sudah ada anak stunting, kita harus tangani bersama semua sektor dengan pemberian protein. Contohnya, memberikan ikan karena saya lihat Maluku kaya akan ikan atau minimal memberikan dua butir telur per hari,” demikian Eni Gustina.

Baca juga: BKKBN: 147.657 KK di Maluku berkategori risiko tengkes

Baca juga: Jejak budaya manusia prasejarah di Pulau Seram

Baca juga: BKKBN Maluku bentuk Generasi Berencana cegah remaja gangguan jiwa

Baca juga: Kepala BKKBN Pusat ajak warga Maluku Utara ikut KB

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023