UI akan terus menambah jumlah guru besar untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi tersebut,"
Depok (ANTARA News)  - Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan tiga Guru Besar Tetap Fakultas Teknik (FT) dalam bidang ilmu teknik metalurgi mekanik, ilmu rekayasa termofluida dan teknik lingkungan.

"UI akan terus menambah jumlah guru besar untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi tersebut," kata Ketua Dewan Guru Besar UI Prof.Dr.dr. Biran Affandi, SpOG (K) dalam acara pengukuhan di Balai Sidang UI Depok, Rabu.

Prof.Dr.Ir.Dedi Priadi, DEA yang dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang ilmu teknik metalurgi mekanik menyampaikan pidato dengan judul "Peranan Teknologi Pembentukan Logam dan Pemanfaatan material Baja dalam Industri Manufaktur Logam Indonesia".

Menurutnya, industri logam dasar Indonesia di perdagangan internasional terus meningkat dengan persentase rata-rata nilai output yang diekspor hampir 60 persen. Namun, Indonesia diperhadapkan pada tantangan dan persaingan serta minimnya kemampuan sumber daya manusia dan teknologi dalam industri pengerjaan logam/metal forming.

Ia mengatakan agar industri pengerjaan logam Indonesia dapat terus bertahan, maka perlu menggunakan beberapa pendekatan yang komprehensif diantaranya melalui aliansi, mendukung dan menangani program penelitian dan pengembangan untuk mengurangi biaya dan lead time.

Selain itu katanya juga meningkatkan pemanfaatan bahan lokal, melakukan kerja sama penelitian Industri-Universitas dan Program Pelatihan Personil, menggerakkan industri Konsorsium dengan pendanaan dari pemerintah atau melalui pembagian biaya, mengadakan program magang/co-op program untuk mahasiswa dan atau peneliti serta program pelatihan internal.

Selanjutnya, Prof.Dr.Ir.Harinaldi, M.Eng memaparkan pidato berjudul "Teknik Kontrol Aliran pada Rekayasa Termofluida dalam Menghadapi Tantangan Global Penghematan Energi" saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Rekayasa Termofluida.

Ia menyampaikan, International Energy Agency in World Energy Outlook 2007 memperkirakan emisi gas dengan efek rumah kaca akan meningkat sebesar 57 persen pada tahun 2030. Untuk itu, berbagai teknologi kontrol aliran menjadi pilihan strategis di berbagai aplikasi dan peralatan keteknikan, salah satunya adalah teknologi jet sintetik yang sedang dikembangkan secara intensif di Departemen Teknik Mesin FTUI.

Sedangkan Prof.Dr.Ir. Djoko Mulyo Hartono, SE., M.Eng yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Lingkungan memaparkan pidato "Perlindungan Air Permukaan sebagai Sumber Air Baku Air Minum dan Tantangannya dalam Menghadapi Perubahan Iklim."

Menurutnya, air permukaan pada saat ini merupakan sumber air baku air minum yang secara kuantitas mempunyai jumlah yang lebih besar dari semua alternatif sumber air baku seperti mata air, air hujan dan air tanah. Namun, saat ini air permukaan mempunyai kualitas yang paling buruk sebagai akibat dari pencemaran.

Ia mengatakan bangunan instalasi pengolahan air minum yang ada sekarang menggunakan teknologi pengolahan air minum yang didesain dan dibangun berdasarkan kondisi kualitas air baku pada 15-40 tahun yang lalu.

Sehingga perlu dilengkapi bangunan tambahan demi keandalan teknologi pengolahan air minum dalam mengakomodasi perubahan karakteristik air baku seperti bangunan prasedimentasi, aerasi, pengolahan lumpur, serta implemtenasi dari pembuatan kolam (pond) dan teknologi reverse osmosis, ultra filtrasi maupun deep tunnel.

(F006/E001)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013