Jakarta (ANTARA) - Jalur Kereta China-Laos tercatat telah mengangkut lebih dari 4 juta ton kargo sejak dioperasikan pada 2021, menurut laporan media lokal Laos.

Sejak jalur kereta itu dibuka pada Desember 2021, kereta kargo tersebut telah mengangkut 4.097.300 ton barang impor dan ekspor, papar Kantor Berita Laos (KPL) pada Kamis (8/6).

Dari jumlah tersebut, sekitar 3.450.000 ton barang dikirim dari Laos ke China dan 650.900 ton dari China ke Laos.

Barang-barang yang dikirim dari Laos ke China sebagian besar terdiri dari karet, bijih besi, bijih seng, jeruk nipis, buah-buahan, tepung kentang, dan barli. Sedangkan produk yang diangkut dari China ke Laos meliputi peralatan elektronik, suku cadang, dan peralatan rumah tangga.

Dalam lima bulan pertama tahun 2023, sebanyak 1.580.680 ton barang dikirim dari Laos ke China, dan 160.910 ton barang diangkut dari China ke Laos.
 
   Para operator bisnis di Laos, Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Myanmar menggunakan layanan Kereta China-Laos untuk mengirimkan barang ke dan dari China dan sekitarnya.


Para operator bisnis di Laos, Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Myanmar menggunakan layanan Kereta China-Laos untuk mengirimkan barang ke dan dari China dan sekitarnya, menurut laporan tersebut.

Kargo yang dikirim Thailand ke China melalui jalur kereta terus mengalami peningkatan, terutama produk pertanian. Waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan barang dengan kereta adalah tiga hari, jauh lebih cepat ketimbang jalur transportasi sebelumnya yang mengandalkan jalan darat.

Jalur Kereta China-Laos, sebuah proyek penting yang menampilkan kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra berkualitas tinggi, mulai beroperasi pada Desember 2021. Jalur kereta lintas perbatasan sepanjang 1.035 km itu menghubungkan Kunming di China barat daya dengan Vientiane, ibu kota Laos.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023