tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu
Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Aktivitas Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur masih didominasi gempa letusan dan guguran selama sepekan terakhir.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur Lumajang Mukdas Sofian dalam keterangan tertulis di Lumajang, Minggu, menyebutkan bahwa terekam 15 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 11-20 mm pada Minggu pukul 00.00-06.00 WIB.

"Selain itu terekam gempa guguran dengan amplitudo 3-6 mm sebanyak tujuh kali. Selain letusan dan guguran, Gunung Semeru juga mengalami satu kali gempa vulkanik, satu kali gempa tektonik jauh," katanya.

Untuk pengamatan visual Gunung Semeru terlihat jelas hingga tertutup kabut, asap kawah tidak teramati, kemudian cuaca cerah hingga mendung, angin lemah ke arah tenggara, serta keterangan lainnya terekam tremor harmonik menerus amplitudo maksimal 2-20 mm dari pukul 00.00-06.00 WIB.

Pada periode pengamatan pukul 06.00-12.00 WIB terekam sebanyak 14 kali gempa letusan dengan amplitudo 13-21 mm, tiga kali gempa guguran, dua kali gempa embusan, dan 20 kali harmonik dengan amplitudo 3-20 mm.

Baca juga: Gunung Semeru kembali luncurkan awan panas guguran sejauh 1,5 km
Baca juga: Balai Besar TNBTS kaji penetapan kuota 100 persen wisatawan Bromo


Sedangkan pada periode pengamatan enam jam berikutnya pada pukul 12.00-18.00 WIB tercatat gunung tertinggi di Pulau Jawa itu mengalami enam kali gempa letusan dengan amplitudo 16-20 mm.

"Semeru juga kembali mengalami gempa guguran sebanyak 3 kali dengan amplitudo 4-7 mm dengan lama gempa sekitar 50-63 detik," katanya.

Seismograf juga mencatat terjadinya 11 kali harmonik dengan amplitudo 4-20 mm dan dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 20-21 mm.

Gunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat diimbau untuk mematuhi rekomendasi yang telah ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Baca juga: Ribuan warga terdampak bencana Semeru rayakan Lebaran di hunian baru
Baca juga: Kunjungan wisatawan ke TNBTS Jatim 32.720 orang saat libur lebaran


Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi) dan di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

"Masyarakat di lereng Semeru juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.

Selain itu, masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi Awan Panas Guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.

"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," ujarnya.

Baca juga: Aktivitas Gunung Semeru masih didominasi gempa erupsi setiap hari
Baca juga: Penyintas erupsi Semeru disumbang 1.500 paket Lebaran IGTKI PGRI

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023