Mahalnya harga daging di pasaran ini harus dipetakan dan perlu penyelesaian holistik dari pemerintah,"
Jakarta (ANTARA News) - DPP Partai Amanat Nasional (PAN) menyambut baik langkah Meko Perekonomian Hatta Rajasa untuk mengatasi harga daging di pasaran.

Ketua DPP PAN Bara Hasibuan, mengatakan melonjaknya harga daging mengindikasikan carut-marutnya tata niaga daging. Dia mengatakan, masyarakat sebagai konsumen daging yang paling dirugikan terkait melonjaknya harga daging akhir-akhir ini.

"Mahalnya harga daging di pasaran ini harus dipetakan dan perlu penyelesaian holistik dari pemerintah," kata Bara Hasibuan saat membacakan sikap resmi PAN atas mahalnya harga daging di Jakarta, Kamis.

Sementara itu, Ketua DPP PAN Viva Yoga Mauladi berharap pemerintah segera mengatasi persoalan daging yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Kalau persoalan mahalnya harga daging sapi di pasaran dibiarkan maka bisa menganggu roda perekonomian bangsa.

Soal adanya dugaan permainan kartel atau penimbunan daging sapi oleh oknum pengusaha, kata Viva Yoga, dimungkinkan sekali. Terlebih, para peternak sesungguhnya telah menjual sapi mereka kepada para pengusaha seperti yang lazim dilakukan selama ini.

"Jika harga daging sapi tetap mahal di lapangan karena stok sapi terbatas, maka kondisi itu membuka peluang adanya penimbunan sapi. Kami minta aparat kepolisian untuk melakukan investigasi apakah benar ada praktik penimbunan sapi,  kalau benar ada berarti itu melanggar UU," katanya.

Viva Yoga juga mengkritik kebijakan swasembada sapi yang dijalankan pemerintah selama ini. Khususnya, terkait adanya perbedaan data jumlah sapi antara Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan. Ketidakjelasan data ini potensial dimanfaatkan para importir untuk memasok kebutuhan daging dari luar.

"Data kebutuhan riil daging masih menjadi teka-teki, ini menunjukkan pemerintah tidak tertib administrasi dan kemungkinan ada 'moral hazard' yang bermain,” katanya. (*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013