Yogyakarta (ANTARA News) - Khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan setelah mendengar sirene pada Rabu siang sekitar pukul 12.30 WIB, sejumlah pengungsi Merapi dari Pangukrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman kembali berlindung ke barak pengungsian di Balai Desa Umbulharjo. "Warga mengaku merasakan getaran dari aktivitas Gunung Merapi yang berjarak sekitar enam kilometer dari rumah mereka," kata salah seorang Koordinator Barak Pengungsi Umbulharjo, Paidi di lokasi pengungsian yang hingga saat ini masih tetap disiagakan meski status Merapi telah diturunkan. Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah menurunkan status Gunung Merapi dari "awas" menjadi "siaga" terhitung mulai Selasa (13/6) pukul 11.00 WIB karena dinilai aktivitasnya dalam tiga hari terakhir (10-12 Juni) terus menurun. Para pengungsi ke barak itu umumnya ibu rumah tangga, anak-anak, orang tua dan bayi yang diketahui baru berusia enam hari. Mereka pada Rabu pagi (14/6) sebenarnya sudah kembali ke rumah masing-masing bersama sekitar 800 pengungsi lainnya, namun akhirnya kembali lagi setelah mendengar raungan sirene. Paidi menambahkan, jumlah pengungsi yang kembali ke barak diperkirakan masih akan bertambah karena ada warga yang akan dijemput petugas. "Saya belum mendapat instruksi atau kebijakan apapun dari atasan, tetapi yang pasti barak pengungsian hingga sekarang masih disiagakan," ujarnya. Kalaupun seluruh pengungsi sekitar 800 orang harus kembali ke barak, persediaan logistik seperti beras, mi instan dan gula untuk lima sampai enam hari ke depan masih mencukupi. Sedangkan petugas keamanan juga masih disiagakan di barak pengungsian. Ia mengatakan, persoalan yang dihadapi warga ketika kembali ke rumah masing-masing adalah masih ada sisa abu yang menempel di atap rumah dan pepohonan yang jika tertiup angin akan beterbangan dan membahayakan kesehatan penduduk. "Beberapa pengungsi sudah terjangkit penyakit mata dan infeksi saluran pernafasan atas (ispa)," ujar Paidi. Sementara itu, dari Purwobinangun dilaporkan meskipun barak pengungsian di sana sudah ditinggalkan oleh hampir 300 pengungsi, tetapi para petugas masih difungsikan untuk mengantisipasi kemungkinan kembali meningkatnya aktivitas Merapi.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006