Washington (ANTARA) - Sebanyak 22 tentara Amerika Serikat terluka dalam kecelakaan helikopter di timur laut Suriah pada Minggu (11/6), kata militer AS pada Senin malam (12/6), tanpa mengungkapkan penyebab insiden tersebut atau merinci tingkat keparahan cedera.

Komando Pusat Militer AS mengatakan 10 tentara dievakuasi ke fasilitas perawatan tingkat tinggi di luar wilayah tersebut.

Komando Pusat, yang mengawasi pasukan AS di Timur Tengah, mengatakan tidak ada tembakan musuh yang dilaporkan dan penyebab insiden itu sedang diselidiki.

Pejabat di Komando Pusat AS belum menanggapi permintaan informasi lebih lanjut.

AS mengerahkan sekitar 900 personelnya ke Suriah. Sebagian besar ditempatkan di Suriah timur, sebagai bagian dari misi memerangi sisa-sisa militan ISIS. Pasukan Amerika di sana telah diserang berulang kali dalam beberapa tahun terakhir oleh milisi yang didukung Iran.

Pada Maret, sebanyak 25 tentara AS terluka dalam sejumlah serangan dan serangan balik di Suriah, yang juga menewaskan satu tenaga bantuan pengamanan swasta AS dan melukai satu orang lainnya.

Baca juga: AS: Serangan di Suriah kemungkinan tewaskan pemimpin ISIS

Pasukan AS pertama kali dikerahkan ke Suriah selama kampanye pemerintahan Presidan Barack Obama melawan ISIS dan bermitra dengan kelompok pimpinan Kurdi yang disebut Pasukan Demokratik Suriah.

Sementara ISIS adalah bagian dari kelompok yang menguasai sepertiga Suriah dan Irak dalam suatu kekhalifahan yang diumumkan pada 2014.

Ratusan anggotanya masih berkemah di daerah terpencil di mana baik koalisi pimpinan AS maupun tentara Suriah, dengan dukungan dari milisi yang didukung Rusia dan Iran, tidak bisa menerapkan kendali penuh.

Ribuan pejuang ISIS lainnya berada di penjara yang dijaga oleh Pasukan Demokratik Suriah pimpinan Kurdi, sekutu utama Amerika di negara itu.

Para pejabat AS mengatakan bahwa ISIS masih bisa berkembang menjadi ancaman besar.

Ancaman dari milisi yang didukung Iran terhadap pasukan AS adalah pengingat mengenai situasi geopolitik Suriah yang kompleks, di mana Presiden Suriah Bashar al-Assad mengandalkan dukungan dari Iran dan Rusia dan menganggap pasukan Amerika sebagai penjajah.

Sumber: Reuters

Baca juga: Setelah serang Suriah, AS tegaskan tak perluas konflik dengan Iran

Baca juga: AS sanksi dua sepupu presiden Suriah dalam kasus narkoba

Penerjemah: Resinta Sulistiyandari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023