Madinah (ANTARA) - Bagi calon haji yang sakit atau dirawat baik di Klinik Kesehatan Haji Indonesià (KKHI) maupun di rumah sakit dipastikan tidak akan terhalang dan tetap akan dapat mengikuti rangkaian ibadah haji.  

"Semua jamaah yang masih ada di Madinah, baik itu di KKHI ataupun di rumah sakit, pemerintah menjamin bahwa mereka akan diberangkatkan ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji," kata Kepala Seksi Pelayanan Kedatangan dan Kepulangan Daerah Kerja (Daker) Madinah PPIH Arab Saudi Cecep Nursyamsi.  

Hal itu disampaikan Cecep saat memantau evakuasi tiga calon haji yang sedang dirawat di KKHI untuk dievakuasi ke Mekkah, menyusul rombongan kloter masing-masing yang sudah berada di Mekkah, di KKHI Daker Madinah, Selasa.  

Baca juga: Kemenkes gencarkan edukasi sehat jamaah haji jelang Armuzna

Bagi calon haji yang sampai hari terakhir evakuasi pada 16 Juni 2023 masih dirawat di rumah sakit Arab Saudi di Madinah tidak memungkinkan untuk berangkat ke Mekkah, maka pemerintah akan membadalhajikan mereka, sehingga mereka tetap melaksanakan ibadah haji.

Bila mereka mampu melakukan perjalanan ke Mekkah, namun tidak memungkinkan untuk menjalani wukuf secara mandiri, jamaah sakit tetap akan diberangkatkan ke Arafah. Mereka diikutsertakan dalam safari wukuf yang secara syar'i tetap sah dalam prosesi rukun ibadah haji.

Dalam safari wukuf, jamaah sakit diangkut dengan ambulans ke Arafah dan melaksanakan wukuf pada 9 Zulhijjah.

Untuk proses evakuasi jamaah dari Madinah ke Mekah, Cecep mengatakan ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dari sisi medis maupun dokumen perjalanan yang terpenting mereka dipastikan kondisi kesehatan mereka sudah layak untuk dievakusi ke Mekkah.

"Adapun untuk dokumen yang diperlukan selain surat jalan, rekam medik, ada paspor, dan surat jalan dari Pak Daker (Kepala Daker Madinah Zaenal Muttaqin)," kata Cecep.

Baca juga: Jamaah lansia diimbau shalat di musala guna hindari kelelahan

Kepala KKHI Madinah dr Tri Atmaja Sugiyarno mengatakan sampai dengan Selasa (13/6) sudah ada 21 calon haji yang dievakuasi ke Mekkah. Ia mengakui jumlah jamaah yang dirawat di KKHI maupun RS Arab Saudi masih banyak, jumlahnya pun dinamis.

Dokter Atma menyebut sampai Selasa pagi ada 40-an calhaj yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi di Madinah, kemudian, sekitar 30-an calhaj menjalani perawatan di KKHI. Dari jumlah tersebut, 15 calhaj sudah masuk daftar antrean evakuasi ke Mekkah.

"Melihat dari angka jamaah haji yang ada KKHI dan rumah sakit Arab Saudi itu masih tinggi perawatannya, kami usahakan memberikan rencana pilihan agar jamaah haji bisa kita dorong ke Mekkah secepatnya," kata dokter Atma.

Ia menambahkan di KKHI hanya tersedia dua unit ambulans, namun di sektor-sektor Daker Madinah total ada lima ambulans yang bisa turut dimanfaatkan untuk evakuasi.

"Kami tidak mungkin memanfaatkan semua karena masih ada jamaah haji yang di Madinah. Tapi kita bisa manfaatkan beberapa, kami optimalkan untuk pelayanan evakuasi jamaah ini," kata dokter Atma.

Dokter Atma menambahkan, bila ambulans di Madinah tidak mencukupi, Daker Madinah telah berkoordinasi dengan Daker Mekkah untuk membantu evakuasi jamaah dengan menggunakan ambulans dari Mekkah.

Untuk jamaah yang dirawat di RS Arab Saudi, menurut dia, tanggung jawab evakuasi ada di pihak RS. Tim KKHI sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Arab Saudi yang ada di Madinah.

Pihak Arab Saudi membeberkan dua rencana penanganan. Pertama, mereka menjanjikan akan mengevakuasi jemaah-jemaah langsung ke Mekah. Itu terutama untuk jemaah yang kecil kemungkinannya untuk ikut evakuasi lewat KKHI karena kondisi mereka.

Kedua, evakuasi oleh KKHI dengan memulangkan jemaah dari RS Arab Saudi.

"Pada saat nanti kalau jamaah haji itu bisa kita pulangkan dengan cepat mereka akan dikembalikan ke kita, kita yang akan mengevakuasi jemaah-jemaah haji tersebut," tutup dokter Atma.

Baca juga: Jamaah Indonesia disarankan tidak menunaikan umrah wajib siang hari

Baca juga: PPIH mengoordinasi pembayaran dam jamaah haji Indonesia

Baca juga: Petugas haji harus pastikan jamaah lansia minum obat secara teratur

Pewarta: Nur Istibsaroh
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023