Mataram (ANTARA) -   Atalia Praratya, istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, mengapresiasi pelaksanaan program Pola Asuh Anak dan Remaja di Era Digital (PAAREDI) di Nusa Tenggara Barat yang bisa terintegrasikan dengan pariwisata dan ekonomi.

"Ini menjadi hal yang luar biasa, program PAAREDI yang bisa diintegrasikan dengan pariwisata dan ekonomi, sehingga patut kita tiru dan diadopsi karena belum bisa dilakukan seperti ini di Jawa Barat," ujarnya didampingi Ketua TP PKK NTB, Niken Saptarini Widyawati dalam kunjungannya ke Desa Wisata Sesaot Narmada dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Selasa.

Baca juga: BKKBN ingatkan orang tua perhatikan pola asuh anak dan remaja

Ketua TP PKK Jawa Barat ini juga mengagumi keindahan alam NTB, bahkan dirinya menyampaikan sangat menikmati alam yang begitu indah, ia pun berharap juga bisa membawa ilmu dan apa yang bisa dilakukan bersama antara Jawa Barat dan NTB.

"Kita bisa berkolaborasi karena kita Indonesia. Saling mendorong, berkolaborasi untuk menghasilkan anak-anak dan keluarga yang sehat juga sejahtera," ucapnya.

Baca juga: Pola asuh orangtua ikut tentukan kuat atau tidaknya anak berpuasa

Dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada, TP PKK NTB dan TP PKK Jabar berharap adanya sinkronisasi data. Bagaimana bisa menuntaskan masalah, stunting contohnya kalau data tidak seimbang.

Tentu menjadi PR bersama dari berbagai pihak termasuk parenting, untuk bagaimana dalam mendampingi anak-anak kedepannya.

Selain itu, ia juga mengapresiasi Kepala Desa Sesaot, satu-satunya perempuan yang menjadi kepala desa. Dengan kehadirannya mampu memberikan kontribusi yang luar biasa bagi pemberdayaan perempuan.

"Saya melihat bagaimana kolaborasi secara masif dengan sejumlah pihak terkait baik TNI-Polri dan memiliki kekuatan masyarakat yang bersatu padu sehingga menjadi desa yang keren seperti ini," katanya.

Baca juga: Kemenko PMK: Pola asuh pengaruhi perkembangan karakter anak

Sementara Ketua TP PKK NTB, Niken Saptarini Widyawati mengatakan bahwa untuk program PAAREDI ada beberapa desa yang menjadi pilot projek.

"Di NTB ada 8 desa seperti salah satu Desa Sesaot ini sehingga kita minta juga kabupaten/kota untuk memilih desanya untuk dijadikan PAAREDI," ujarnya.

Baca juga: Pola asuh jadi salah satu cara cegah anak alami sindrom metabolik

Ia menambahkan intinya saat ini bergerak untuk bagaimana agar PAAREDI benar-benar terintegrasikan dengan rencana yang sudah dipahami dan dibuat.

"Terkait dengan metodologi dengan terintegrasikan pariwisata dan ekonomi, alhamdulillah di Desa Sesaot ini dengan banyak diberkahi pontensi alam dan wisata-nya, dengan dukungan pemerintah desa dan tokoh agama sehingga koordinasi tidak terlalu sulit dan cukup mudah dan langsung dilaksanakan," katanya.

Baca juga: Menteri PPPA: Perempuan berdaya mampu cetak generasi bebas stunting

Meski demikian, Niken mengakui antara Jawa Barat dan NTB juga memiliki masalah yang sama, mulai dari masalah kemiskinan, stunting, pelestarian lingkungan, dan masalah kesehatan lainnya, sehingga kunjungan ini diharapkan menjadi momentum untuk saling bertukar pikiran dan berbagi ilmu.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023