Jakarta (ANTARA) - Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) mempertingati Hari Purbakala ke 110 di Museum Nasional Jakarta, Rabu dengan mengangkat tema “Perjalanan Warisan Cagar Budaya Nasional”.

Ketua IAAI Marsis Sutopo mengatakan Hari Purbakala sudah menjadi perjalanan panjang bangsa Indonesia dan sudah banyak diikuti oleh komunitas yang peduli terhadap cagar budaya.

“Karena sekarang memang sudah banyak komunitas-komunitas yang peduli terhadap cagar budaya, jadi jangan kaget kalau banyak komunitas yang sudah mengeluarkan twibon dengan identitas komunitas mereka dan juga dengan gaya mereka,” ucap Marsis dalam sambutannya.

Baca juga: Hari Purbakala, Komunitas Malam Museum ajak lestarikan cagar budaya

Dalam acara ini hadir pula perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAl) Komisariat Daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Komda Jabodetabek) serta para ilmuwan dan tokoh purbakalawan.

Marsis mengatakan peringatan hari purbakala selama ini hanya dirayakan di lingkungan perbudayaan saja, khususnya di lingkungan purbakalawan atau di lingkungan cagar budaya.

Sehingga ia berharap pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam hal ini Dirjen Kebudayaan bisa memfasilitasi agar tanggal 14 Juni dijadikan sebagai Hari Purbakala Nasional.

“Karena selama ini tanggal 14 Juni itu sekalipun sudah setiap tahun kita peringati, tetapi itu belum dinyatakan secara resmi sebagai Hari Purbakala Nasional. Oleh karena itu, mudah-mudahan ke depan kita bisa bersama-sama untuk bisa mengembangkan bagaimana kemudian tanggal 14 Juni itu sebagai Hari Purbakala Nasional,” ucapnya.

Selain itu, dengan melihat perkembangan semakin banyaknya komunitas-komunitas yang berpengaruh terhadap purbakala dan cagar budaya, ke depan ia ingin bisa membuat sinergitas antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi profesi untuk bisa menjadi potensi melestarikan cagar budaya di setiap lini seperti sekolah di setiap pelosok Indonesia.​​​​​​​

Marsis mengatakan IAAI juga berterimakasih pada Dirjen Kebudayaan atas bantuan dari program Dana Indonesiana sehingga dengan dana tersebut IAAI dapat mengadakan berbagai kegiatan.

Dana Indonesiana diberikan selama 3 tahun berturut-turut ke organisasi profesi dan IAAI memetakan dana bantuan tersebut untuk peningkatan internal organisasi, peningkatan pelayanan publik dan untuk menciptakan kemandirian organisasi.

“Mudah-mudahan nanti pada tahun ke-4 paling tidak setelah mendapatkan bantuan dari Indonesiana organisasi profesi bisa memberdayakan dirinya sendiri dan sehingga nanti sudah tidak menggantungkan lagi dari instansi pemerintah tapi benar-benar sebagai organisasi profesi yang mandiri,” ucap Marsis.

Saat ini IAAI telah memiliki Komisarisat Daerah (Komda) di 10 daerah yaitu Jabodetabek, Aceh, Batu Sangkar, Jambi, Jawa Barat dan Serang Banten, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Makassar, dan Kalimantan Selatan.

Baca juga: Penting pelajari sejarah untuk perbaiki hubungan manusia dengan alam

Baca juga: Membersihkan candi warnai Hari Purbakala di Borobudur

Baca juga: Hari Purbakala, akademisi dorong masyarakat ikut jaga cagar budaya

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023