Salah satu bentuk kebijakan yang bisa diambil oleh Pemerintah adalah impor, khususnya komoditas pangan.
Medan (ANTARA) - Ekonom Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Ario Pratomo berharap Pemerintah mampu mengendalikan inflasi saat fenomena El Nino, yang dapat mengakibatkan kekeringan di sejumlah wilayah di Indonesia, terjadi.

"El Nino ini sudah diprediksi. Seharusnya Pemerintah dapat mengantisipasinya dengan kebijakan yang tepat," ujar Wahyu di Medan, Rabu.

Pengamat yang juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU itu menyebutkan salah satu bentuk kebijakan yang bisa diambil oleh Pemerintah adalah impor, khususnya untuk komoditas pangan.

Namun, Wahyu menyarankan agar impor tersebut dengan pertimbangan yang matang dan hati-hati supaya tidak terlalu merugikan petani.

"Impor bisa dilakukan secara bertahap, sedikit-sedikit sebelum El Nino terjadi. Dengan demikian, kita memiliki cadangan stok sehingga harga tetap stabil. Jika mengimpor ketika El Nino berlangsung, harganya tentu akan tinggi dan itu meningkatkan inflasi," tutur dia.

Wahyu meminta Pemerintah untuk mengidentifikasi dengan akurat mana daerah-daerah yang sangat dan sedikit terdampak El Nino, kemudian stok cadangan pangan di sana.

Wilayah-wilayah yang relatif tidak terlalu merasakan efek El Nino bisa dimaksimalkan untuk menghasilkan produk pangan yang dapat dikirim ke daerah lain.

"Misalnya, untuk menghasilkan beras, bisa menggunakan lahan yang sebelumnya dipakai menanam jagung. Namun, sebelum itu Pemerintah mesti mengidentifikasi berapa stok kekurangan pangan di setiap daerah supaya dapat ditutupi dari wilayah lain," kata Wahyu.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sekitar 50—60 persen peluang terjadinya El Nino di Indonesia pada semester kedua 2023 dengan puncaknya diyakini pada bulan Agustus.

Salah satu dampak El Nino yang sangat diwaspadai adalah terjadinya gagal panen. Gagal panen ini akan membuat kurangnya stok beras yang berujung pada meningkatnya harga.

Berdasarkan BMKG, El Nino merupakan fenomena memanasnya suhu muka laut Samudra Pasifik bagian tengah. Pemanasan itu meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.

Baca juga: Jawa Barat minta petani percepat waktu tanam antisipasi dampak El Nino
Baca juga: Kementan andalkan identifikasi lahan untuk hadapi dampak El Nino

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023