Pesannya di sini adalah bahwa Fed melakukan pengetatan, dan inilah mengapa saya pikir dolar itu sendiri dapat tetap didukung dalam waktu dekat
Tokyo (ANTARA) - Dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya di awal perdagangan Asia pada Kamis pagi, setelah Federal Reserve mengisyaratkan kenaikan suku bunga di akhir tahun, sementara mata uang China dan Selandia Baru jatuh karena tanda-tanda kelemahan di ekonomi mereka.

Perhatian pasar sekarang beralih ke keputusan bank sentral lainnya akhir pekan ini.

Indeks dolar naik 0,28 persen menjadi 103,21, pulih dari level terendah empat minggu di 102,66 pada Rabu (14/6/2023) setelah Fed mempertahankan suku bunga stabil tetapi mengisyaratkan bahwa biaya pinjaman akan meningkat 50 basis poin (bps) lagi pada akhir Desember.

Bank Sentral Eropa mengumumkan keputusan suku bunga berikutnya pada Kamis, dengan pasar memperkirakan kenaikan 25 basis poin dan satu lagi pada Juli sebelum jeda untuk sisa tahun ini.

Bank Sentral Jepang mengikuti pada Jumat (16/6/2023), ketika diperkirakan untuk mempertahankan sikap ultra-dovish dan pengaturan kontrol kurva imbal hasil.

"Mengingat apa yang telah diumumkan Fed, ini adalah jeda hawkish," kata ahli strategi mata uang Bank of Singapore, Sim Moh Siong. "Pesannya di sini adalah bahwa Fed melakukan pengetatan, dan inilah mengapa saya pikir dolar itu sendiri dapat tetap didukung dalam waktu dekat."

Baca juga: Saham Asia melemah, dolar merosot jelang keputusan Fed

Baca juga: Dolar melorot di Asia karena meningkatnya taruhan atas jeda Fed


Euro kehilangan 0,12 persen menjadi 1,0818 dolar, tetapi terhadap mata uang Jepang melonjak 0,35 persen menjadi 152,26 yen.

Yen juga melemah terhadap dolar, turun 0,46 persen menjadi 140,735 yen.

Dolar kiwi merosot 0,68 persen menjadi 0,6170 dolar AS setelah data menunjukkan ekonomi Selandia Baru menyusut ke dalam resesi teknis pada kuartal pertama.

Yuan China turun 0,1 persen dan menyentuh 7,1872 per dolar, terlemah sejak November, setelah Bank Sentral China (PBoC) memangkas biaya pinjaman pinjaman kebijakan jangka menengah untuk pertama kalinya dalam 10 bulan.

Itu mengikuti penurunan suku bunga pinjaman jangka pendek PBoC pada Selasa (13/6/2023).

"Menyusul penurunan suku bunga dari awal pekan ini, ada banyak harapan untuk stimulus yang lebih luas guna menopang perekonomian," kata Siong dari Bank of Singapore.

Baca juga: Dolar jatuh di awal sesi Asia terseret meningkatnya taruhan jeda Fed

Baca juga: Dolar melemah di awal Asia jelang data inflasi, pertemuan bank sentral

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023