Jakarta (ANTARA) - Indonesia menyelenggarakan lokakarya “ASEAN-Indo-Pacific Workshop on Marine Plastic Debris” di Bali pada Kamis untuk semakin mendekatkan kawasan Asia Tenggara dan Pasifik dalam menangani sampah plastik di laut.

“Penanganan sampah plastik laut dipilih Indonesia karena isu ini merupakan tantangan bersama yang dihadapi ASEAN dan negara-negara Pasifik,” kata Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan tertulis, Kamis.

Lewat pesan video dalam pembukaan lokakarya itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya mengatakan bahwa sebagai sebuah kawasan yang saling terkait, Indo-Pasifik memandang penting upaya untuk menanggulangi sampah plastik laut.

“Oleh sebab itu, penting untuk mempromosikan kerja sama Indo-Pasifik yang lebih luas dengan melibatkan kawasan Pasifik dalam penanganan masalah sampah plastik laut,” ujar Siti.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Selandia Baru Rachel Brooking dalam pesan videonya menyampaikan bahwa laut telah menjadi tempat pembuangan semua jenis polusi, mulai dari plastik hingga bahan kimia beracun, dan negara-negara di Indo-Pasifik berada di pusat krisis plastik laut.

Sampah plastik diperkirakan akan mencapai lebih dari 80 persen dari semua sampah di lautan pada 2050.

Salah satu prioritas Keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023 adalah fokus ke Pasifik.

Mendekatkan ASEAN dengan kawasan Pasifik melalui lokakarya penanganan sampah plastik laut merupakan salah satu bentuk implementasi konkret ASEAN Outlook on the Indo-Pacific yang diusulkan Indonesia pada 2019.

Lokakarya itu menghadirkan pembicara dan peserta dari negara-negara anggota ASEAN dan anggota Pacific Islands Forum (PIF), termasuk dari Kepulauan Cook dan Kiribati.

Kehadiran pembicara dan peserta dari PIF juga merupakan langkah awal jalinan kerja sama ASEAN-PIF, menurut keterangan Kemlu RI.

Para pembicara dan peserta lokakarya juga meninjau Tempat Olah Sampah Sementara (TOSS) di Klungkung dan contoh penerapan pola hidup berkelanjutan secara harmonis di Desa Wisata Penglipuran.

Lokakarya tersebut terselenggara berkat kerja sama antara Kemlu RI, Kementerian LHK RI, Regional Capacity Center for Clean Seas (RC3S) Bali, Misi Selandia Baru ke ASEAN, dan PIF.

Baca juga: BPSPL Denpasar gandeng 11 kelompok nelayan program cinta laut
Baca juga: KLHK: Indonesia berhasil turunkan 38 persen sampah laut


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023