Setelah kita mencoba hal-hal di atas tapi masih juga ada gejalanya, maka jangan segan atau malu untuk minta bantuan pihak profesional misalnya ke psikolog
Gorontalo (ANTARA) - Psikolog Gorontalo, Nurul Abrari menyebut, kasus bunuh diri dipicu kondisi mental pelaku yang tidak mampu mendapatkan solusi dari permasalahan yang dihadapinya.

"Pelaku bunuh diri melakukan tindakan tersebut karena kondisi mental pelaku. Mereka merasa bahwa tindakan tersebut adalah solusi untuk mengakhiri masalah," kata Nurul Abrari, di Gorontalo, Jumat.

Menyikapi tingginya kasus bunuh diri di Gorontalo yang terjadi saat ini, menurut dia, sebenarnya niat awalnya ingin masalah yang mereka hadapi segera terselesaikan tapi tidak menemukan hingga memilih bunuh diri. "Jadi saking beratnya masalah yang mereka rasakan, sehingga menjadi bingung bagaimana menyelesaikannya," kata Nurul.

Ia mengatakan, sebelum tindakan bunuh diri dilakukan oleh seseorang, korban biasanya mengalami depresi dan merasa tidak memiliki teman. ​​​Bila menemukan teman, sahabat, atau keluarga dengan gejala tersebut, agar pihak terdekat dapat memberikan bantuan dengan dukungan dan perhatian yang lebih besar.

"Jika menemukan anggota keluarga yang mengalami depresi atau terjadi perubahan sikap akibat masalah yang dihadapi. Misalnya murung tiba tiba atau lebih banyak memilih menyendiri agar dapat didampingi," ujarnya.

Orang depresi sangat memerlukan pendampingan agar dapat membantu dirinya sendiri untuk tidak menempuh jalan bunuh diri. Keluarga atau orang terdekat dapat meyakinkan orang yang menghadapi persoalan berat untuk tidak ragu bercerita, sehingga dapat menghindari stres, dengan melakukan aktivitas yang disukai yang dapat membantu menekan gejala depresi.

"Setelah kita mencoba hal-hal di atas tapi masih juga ada gejalanya, maka jangan segan atau malu untuk minta bantuan pihak profesional misalnya ke psikolog," kata magister psikologi profesi tersebut.

Menurutnya, dukungan keluarga dan orang di sekitarnya, akan sangat membantu mencegah orang depresi mengambil pilihan untuk mengakhiri hidup. Mendengarkan dengan baik agar  merasa diperhatikan.

Tentu saja saat dia bercerita, jangan ada penghakiman. Beri nasehat-nasehat dan pengetahuan agama. Mungkin dia tahu apa yang harus dilakukan, hanya saja lebih sangat memerlukan orang yang mau menerima kondisinya dan memberikan kasih sayang atau perhatian bahkan teman bicara terbaik," katanya.

Hal lain yang patut diketahui dalam mencegah terjadinya bunuh diri, yaitu orang orang sekeliling harus lebih peka dengan perubahan-perubahan yang dialami seseorang yang ada di lingkungan sekitar.

"Perhatikan jika ada orang yang tidak lagi beraktivitas secara normal. Misalnya seperti biasanya ke sekolah maupun ke kampus, lalu sudah tidak lagi, dan cenderung mengurung diri dalam kamar, dan sebagainya," katanya.

Terkait informasi dan berita kasus bunuh diri yang beredar luas di media sosial, Nurul menyarankan setiap pihak dapat menahan diri untuk membagikan. Apalagi jika informasi itu juga memuat alasan bunuh diri. Harusnya tidak diekspos, kan belum tentu hal itu yang menyebabkan ia bunuh diri. Selain itu, informasi seperti ini juga bisa memicu perilaku yang sama, karena orang lain dapat mencontoh dari kasus-kasus sebelumnya.

Baca juga: SSDM Polri tambah almatsus psikologi rawat kesehatan mental polisi
Baca juga: SSDM Polri cegah perilaku bunuh diri personel
Baca juga: Setiap 11 menit satu orang tewas di AS akibat kekerasan senjata

Pewarta: Susanti Sako/Zulkifli Polimengo
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023