Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus menggenjot penurunan angka prevalensi stunting melalui Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) guna memperbaiki pola makan dan asupan gizi keluarga di berbagai daerah.

“Salah satu penyebab utama stunting adalah kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, khususnya pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),” kata Koordinator Pengendalian Dampak Kependudukan dan Keluarga Tingkat Desa BKKBN Alifah Nuranti dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat.

Alifah menuturkan Program Dashat menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yaitu melalui gotong royong memenuhi gizi seimbang keluarga berisiko stunting dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal.

Dashat dihadirkan dalam program Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) di berbagai daerah, karena pemerintah merasa perlu daya ungkit dalam mengentaskan stunting.

Di Banten misalnya berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), angka prevelensi stunting tahun 2021 berada di angka 24,5 persen. Namun turun menjadi 20 persen pada 2022. Penurunan itu, katanya, tidak bisa terlepas dari peranan Dashat yang saat ini ada di 110 Kampung KB.

Program Dashat memberikan bantuan edukasi menu makanan sehat dan contoh pengolahan pangan bergizi bagi keluarga, yang bisa dipantau hasilnya secara signifikan pada enam bulan tumbuh kembang anak.

Baca juga: Merangin resmikan "kampung Dashat" percepat penurunan stunting

Dashat di Banten juga mengadakan Program Dulur Penting yakni memberikan paket 15 telur untuk dibagikan kepada keluarga berisiko stunting di Desa Cimanuk. Masyarakat juga berkesempatan melihat demo masak untuk keluarga risiko stunting yang dilakukan oleh kader Dashat.

Meskipun demikian ia merasa karena mengusung pendekatan gotong royong, Dashat dapat jauh lebih optimal berjalan jika mendapatkan dukungan dari lintas sektor.

“Semua bantuan untuk keluarga risiko stunting di Kampung KB dapat dikelola melalui Dashat. Segala bantuan harus dimonitor agar bantuan tersebut tepat sasaran kepada anak risiko stunting,” kata Alifah.

Sekretaris Badan Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh Ihya menambahkan ada tiga kegiatan yang dirancang dalam Program Dashat, yakni pemberdayaan masyarakat untuk penyediaan makanan padat gizi dengan bahan lokal berupa pembagian makanan gratis untuk kelompok sasaran berupa ibu hamil, ibu menyusui, dan anak baduta.

Selanjutnya ada pemberdayaan masyarakat terkait penyediaan makanan padat gizi dengan bahan lokal yang diperuntukkan bagi pemenuhan gizi kelompok sasaran dan masyarakat umum dengan metode penjualan.

Sampai dengan pemberdayaan masyarakat untuk penyediaan makanan padat gizi dengan bahan lokal yang diperuntukkan bagi masyarakat umum dengan metode penjualan dan penguatan KIE tentang makanan sehat.

“Keberhasilan Program Dashat merupakan tanggung jawab bersama. Perlu keterlibatan partisipasi masyarakat sebagai pendorong utama dalam percepatan penurunan stunting,” ujarnya.

Baca juga: Kepala BKKBN: Aceh miliki pangan lokal melimpah untuk atasi stunting

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023