Yogyakarta (ANTARA News) - Tim SAR Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Kabupaten Sleman hingga saat ini masih berupaya mengevakuasi dua orang yang masih terjebak dalam `bunker` (ruang perlindungan bawah tanah) Merapi di Dusun Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan. "Kedua orang itu adalah Sarjono, penduduk Dusun Kopeng, Kepuharjo serta seorang relawan yang belum diketahui namanya dari Grup Artha Graha," kata Susilo, anggota Taruna Siaga Bencana Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kamis. Ia mengatakan semula kedua orang itu ingin berlindung dalam `bunker` sesaat setelah terjadi luncuran awan panas dengan jarak luncur mencapai tujuh kilometer, tetapi pintu masuk ruang perlindungan yang berada di bawah permukaan tanah itu justru tertutup material vulkanik. Material vulkanik inilah yang menyulitkan proses evakuasi karena ketika penggalian dilakukan sedikit dalam, material tersebut terasa panas. "Semakin dalam semakin panas," kata Susilo yang sejak Rabu malam ikut melakukan evakuasi warga lereng Merapi. Upaya penggalian material vulkanik untuk menembus pintu `bunker` masih akan terus dilakukan, tetapi untuk sementara memang belum memungkinkan karena panasnya material vulkanik yang dimuntahkan Gunung Merapi. "Kondisi belum memungkinkan untuk melanjutkan penggalian," tambahnya. Susilo mengemukakan Kapolsek Cangkringan, AKP Munawar, pagi tadi mencoba menerobos masuk ke kawasan tersebut, tetapi harus kembali karena kondisi tidak memungkinkan. "Sebenarnya di dalam `bunker` sudah ada air minum dan oksigen, tetapi belum diketahui apakah mereka bisa mengoperasikan penggunaan oksigen karena metodenya berbeda dengan di rumah sakit," katanya. Ia menambahkan hanya sempat berkomunikasi dengan kedua orang itu sekitar lima menit setelah Merapi meluncurkan awan panas, kemudian komunikasi terputus. Sejauh ini, kata dia, selain dua orang yang terjebak dalam `bunker`, belum ada laporan masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya. Sementara jumlah pengungsi saat ini khusus di Kecamatan Cangkringan, Sleman tercatat 4.559 orang dengan rincian 859 orang di barak pengungsian Umbulharjo, 1.700 orang di Glagaharjo dan 2.000 orang di Kepuharjo. Situasi di Kaliadem sendiri terlihat bangunan joglo roboh dan warung-warung terbakar akibat luncuran awan panas dari Merapi pada Rabu. Hujan abu masih terus dirasakan warga di Dusun Pangukrejo, Desa Umbulharjo disertai bau belerang yang menyengat. (*)

Copyright © ANTARA 2006