Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia akan tetap berada di pasar dan menjaga volatilitas nilai tukar rupiah seperti saat ini. "BI akan tetap berada di pasar dan mencoba menjaga volatilitas pada level yang berlaku sekarang," kata Gubernur BI, Burhanuddin Abdullah, di Jakarta, Kamis. Burhanuddin berharap dengan kebijakan yang dilakukan, rupiah tetap berada pada tingkat saat ini dalam jangka waktu yang lama. "Mudah-mudahan dengan kebijakan seperti itu, dia (rupiah) berada di sana dalam jangka waktu panjang," katanya. Berdasarkan survei, katanya, permintaan eksportir ingin nilai rupiah Rp9.000 sampai Rp9.500 per dolar. Burhanuddin mengatakan, ada pesan dari pasar yang menginginkan BI harus mempertahankan Rp9.500 per dolar. "Pesan dari pasar seperti itu," katanya. Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Kamis pagi, menguat hingga mendekati level Rp9.400 per dolar AS menjadi Rp9.410/9.420 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.479/9.520 per dolar AS atau naik 69 poin, setelah Indonesia memperoleh paket pinjaman dari Consultative Group on Indonesia (CGI) sebesar 5,4 miliar dolar AS. Pada awal tahun 2006, rupiah sempat mencapai 9.800 per dolar AS lalu menguat hingga Rp8.700 per dolar AS. Namun saat ini nilai rupiah berkisar Rp9.300 hingga Rp9.400 per dolar. Sementara itu nilai Rupiah pada APBN 2006 adalah Rp9.900 per dolar. (*)

Copyright © ANTARA 2006