Jakarta (ANTARA) - Atlet bulu tangkis China Chen Yu Fei menilai persaingan di nomor tunggal putri dunia saat ini berlangsung begitu sengit.

Hal ini menyusul empat tunggal putri teratas dunia, yaitu Akane Yamaguchi (Jepang), An Se Young (Korea Selatan), Tai Tzu Ying (Taiwan), dan Chen saling bergantian merebut posisi satu sama lain sepanjang setahun belakangan, berikut dengan pertemuan-pertemuan familier mereka di banyak turnamen.

Meski demikian, Chen tidak ingin lengah untuk mewaspadai tiga nama itu saja, melainkan semua atlet yang ikut bersaing di nomor yang sama.

"Semua pemain yang disebutkan tadi, menurut saya bukan hanya mereka bertiga saja yang sulit untuk dihadapi, tapi semua pemain tunggal putri saat ini (kemampuannya hampir rata) dan sangat susah (untuk dihadapi)," kata Chen dalam jumpa pers di Istora Senayan Jakarta, Minggu.

Baca juga: Chen hentikan kebangkitan Marin di final Indonesia Open 2023

Bicara soal performanya sepanjang tahun ini, Chen mengatakan dirinya masih mencoba untuk memulihkan staminanya yang sedikit mengendur karena turnamen beruntun yang ia lakoni.

"Di tahun 2023 ini, saya masih mencoba untuk memulihkan diri dari pertandingan sebelumnya yang kurang bagus dan sekarang saya mendapatkan Indonesia Open, ini membuat saya lebih percaya diri dan saya merasa targetnya lebih jelas lagi untuk ke depannya," ujar Chen.

"Tapi jika bicara soal (target) sampai akhir 2023 ini, saya belum ada rencana (detail) selanjutnya, jadi setiap turnamen saya berharap semoga selalu bisa tampil lebih baik lagi," imbuh tunggal putri peringkat empat dunia itu.

Adapun Chen baru saja mengklaim kemenangan atas pebulu tangkis Spanyol Carolina Marin pada final Indonesia Open 2023 dengan skor 21-18, 21-19.

Pertandingan itu diakui Chen berlangsung cukup alot, dengan Marin yang kini berada dalam performa terbaiknya usai cedera parah yang ia derita tiga sampai empat tahun belakangan.

Chen bahkan sempat tertinggal jauh 10-16 dari Marin. Namun, mental juara yang ia miliki akhirnya mampu mengantarkannya menuju podium tertinggi turnamen BWF Super 1000 ketiga tahun ini.

"Saya tidak berpikir banyak (saat tertinggal jauh). Saya hanya mencoba berpikir untuk mengambil poin satu per satu, jadi saya mencoba mengganti strategi saya terhadap Marin dan upaya itu sedikit berhasil, saya bisa mendapatkan poin di babak kedua," ungkapnya.

Ini merupakan kemenangan pertama Chen di Indonesia Open, sekaligus emas keduanya di turnamen BWF Super 1000 sejak All England 2019.

Dengan ini pula, Chen mengikuti jejak ganda campuran satu negaranya, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong, yang juga meraih penghargaan tertinggi di edisi terakhir Indonesia Open di Istora ini.

Baca juga: An Se Young jadikan kekalahan sebagai motivasi untuk maju
Baca juga: Chen Yu Fei taklukkan An Se Young di babak semifinal Indonesia Open

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2023