Petani kita perlu perlindungan, perdagangan bebas tidak bisa mengandalkan (hambatan nontarif,red)non tarif barier untuk hal itu, yang jelas kita ingin atur kapan produk itu bisa masuk ke dalam negeri,"
Pemalang (ANTARA News) - Menteri Pertanian Suswono mengatakan penataan waktu impor produk-produk pertanian dilakukan pemerintah untuk melindungi harga produk lokal sehingga petani tetap mendapatkan harga yang pantas saat musim panen tiba.

"Petani kita perlu perlindungan, perdagangan bebas tidak bisa mengandalkan (hambatan nontarif,red)non tarif barier untuk hal itu, yang jelas kita ingin atur kapan produk itu bisa masuk ke dalam negeri," kata Suswono kepada wartawan Kamis (21/2) malam di Pemalang Jawa Tengah, disela-sela mendampingi kunjungan kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Provinsi Jawa Tengah.

Mentan mengatakan pengaturan masuknya produk impor tersebut diharapkan bisa mempertahankan harga sayuran dan buah-buahan lokal.

"Misalnya ketika bawang panen, tidak arif kita buka sejenis, itu bisa distorsi harga di kalangan petani," katanya.

Suswono menegaskan pemerintah tidak melarang masuknya impor barang jenis hortikultura namun mengatur agar barang tersebut tidak memukul produk dalam negeri yang memberikan imbas pada kerugian petani.

"Kita tidak melarang produk hortikultura ke dalam negeri tapi melakukan pengaturan tapi aspek pengamanan pangan, kita lakukan pengaturan agar petani terlindungi," katanya.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di tempat yang sama mengatakan pihaknya mendukung kebijakan Kementerian Pertanian melalui penyiapan perangkat aturan mengenai hal tersebut.

"Saya dukung Mentan, kita semua dukung kesejahteraan petani meningkat, ada beberapa catatan ada berapa daerah di Indonesia yang tidak bisa produksi yang sama dalam skala sama, kadang harus datangkan dari luar negeri," katanya.

Gita mengatakan perlindungan produk dalam negeri harus dilakukan dalam format yang tepat sehingga tidak merugikan kepentingan ekspor Indonesia di sisi lainnya.

"Jangan sampai bahasa yang kita gunakan dalam perdagangan luar negeri menimbulkan suasana yang kurang sejuk, kalau kita ambil sikap dalam impor, dan mereka (negara lain-red) ambil sikap bidang ekspor (produk Indonesia-red)," katanya.

Mendag mengatakan dalam peningkatan ekspor produk hortikultura, dapat mencontoh pengembangan yang dilakukan Jawa Tengah.

"Ke depannya kita harapkan bisa (tindakan mermadai,red) best practice dan bisa diulang dan tiru di provinsi lainnya. Banyak best practice di Jawa Tengah yang dapat dicontoh, bukan hanya holtikultura, tapi beras dan lainnya, kalau bisa dicapai oleh propinsi lainnya bisa efektif mendorong Indonesia bukan hanya swasembada namun juga menjadi pengekspor pangan yang efisien," kata Gita.

Sebelumnya, saat berdialog dengan petani yang tinggal di sekitar Gunung Slamet, Tegal, Kamis (21/2) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima permintaan petani agar pemerintah mengatur pengelolaan sayur dan buah-buahan impor.

"Yang penting kebijakan ekspor dan impor tepat jangan ceroboh dan gegabah. Memang tidak mudah, karena itu terus susun kebijakan (yang tidak merugikan petani-red)," kata Presiden.

(P008/A011)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013