Kami ngobrol dengan pembeli dan UMKM, langsung difasilitasi
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan membina 3.803 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan ekspor.

Pembinaan tersebut dilakukan melalui program Klinik Ekspor yang memberikan edukasi, literasi, asistensi, dan koordinasi dengan kementerian/lembaga (K/L) terkait ke UMKM, baik sudah ekspor maupun yang baru akan memulai ekspor.

"Kami ada business matching, membuka peluang pasar. Kami ngobrol dengan pembeli dan UMKM, langsung difasilitasi," kata Direktur Fasilitas Kepabeanan DJBC Kemenkeu Padmoyo Tri Wikanto saat media briefing di Jakarta, Selasa.

Dari 3.803 UMKM, yang dibina, 3.058 di antaranya merupakan UMKM yang belum melakukan ekspor atau sedang dalam tahap pengenalan terhadap ekspor, sementara 745 UMKM lainnya telah melakukan ekspor.

UMKM yang telah melakukan ekspor terdiri atas 609 ekspor mandiri, 81 ekspor tidak langsung, dan 55 ekspor melalui pihak ketiga.

Berdasarkan data DJBC per Maret 2023, sektor usaha yang paling banyak mengikuti program Klinik Ekspor berasal dari kelompok makanan dan minuman dengan total 1.228 UMKM, yang 109 UMKM di antaranya telah melakukan ekspor.

Adapun sektor usaha lain yang juga banyak mengikuti program binaan adalah kerajinan dan furnitur, pertanian dan perkebunan, hasil garmen, serta kelautan dan perikanan.

DJBC menargetkan akan fokus membina 357 UMKM, yang berorientasi pada ekspor mandiri, kontinuitas ekspor, peningkatan ekspor, perolehan izin ekspor, ekspor melalui pihak ketiga, perluasan pasar, dan lainnya.

Selain Klinik Ekspor, DJBC juga menyiapkan tiga program lainnya untuk mendukung ekspor UMKM, yakni Interfirm Linkage, Solusi Logistik, dan Pemanfaatan Balai Laboratorium Bea Cukai (BLBC).

Interfirm Linkage merupakan program ekspor tidak langsung yang menjembatani UMKM dengan perusahaan-perusahaan besar di kawasan industri dan kawasan berikat.

Solusi Logistik berfokus pada program National Logistic Ecosystem (NLE) sebagai salah satu solusi untuk membantu UMKM dalam menekan biaya logistik.

Sementara, pemanfaatan balai laboratorium DJBC digunakan untuk melakukan pemeriksaan secara barang seperti kualitas bahan, cemaran logam, komposisi bahan, dan lain-lain.

Baca juga: Bea Cukai Sumbagbar lepas ekspor perdana rumput laut hasil UMKM
Baca juga: Bea Cukai Palembang layani ekspor jutaan ton komoditi unggul ke ASEAN
Baca juga: Gempur Rokok Ilegal, Bea Cukai Jalin Sinergi dengan Pemerintah Daerah


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023