Kampanye berbasis SARA diperkirakan tidak lagi tinggi
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) memperkirakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) tidak akan bisa mempengaruhi atau menggiring opini pemilih pemula pada Pemilu DKI Jakarta 2024.

"Kampanye berbasis SARA diperkirakan tidak lagi tinggi dan itu terjadi karena masyarakat merasa sudah lelah dengan permainan isu itu," kata Kepala Departemen Politik dan Sosial CSIS Arya Fernandes dalam Mimbar Solidaritas
"Memilih Pemimpin Masa Depan Jakarta" di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, pemilih pemula. dalam hal ini para anak muda itu cenderung fokus kepada isu terkini dan keresahan pribadi.

Menurut Arya, tantangan kaum pemilih pemula saat ini adalah harus terbiasa dengan isu tidak benar (hoaks) yang beredar di media sosial.

Isu hoaks tersebut dapat dengan mudah menyentuh kaum pemilih pemula melalui media sosial dan berpotensi menimbulkan perpecahan di masa kampanye nanti.

Baca juga: KPU DKI incar aset pemprov untuk gudang logistik Pemilu 2024

"Tren informasi informasi yang keliru atau tidak benar dan sekarang juga ada di beberapa tempat negara-negara demokrasi," kata dia.

Karenanya, dia berharap pemerintah bisa mengantisipasi peredaran berita hoaks dengan cara memberikan penyuluhan kepada para pemilih pemula.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menggandeng Dinas Pendidikan untuk menyosialisasikan teknis Pemilu 2024 kepada siswa sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat di daerah itu.

"Kita minta difasilitasi untuk bisa sosialisasi di sekolah atau tempat yang strategis supaya bisa menjangkau pemilih pemula," kata Ketua KPU DKI, Wahyu Dinata.

Menurut Wahyu, para pemilih pemula harus diberikan pemahaman tentang teknis Pemilu 2024 dari mulai tata cara hingga mengenal calon yang akan dipilih.

Baca juga: Jelang Pemilu 2024, FKDM Jakarta Barat diimbau netral

Tidak hanya itu, para siswa juga harus diberikan pemahaman tentang seberapa penting suara yang mereka miliki dalam menentukan pemimpin.

Siswa juga harus diberikan pemahaman tentang bahaya terjebak dalam isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di tengah Pemilu 2024 karena dapat memicu perpecahan.

"Pemahaman tentang pentingnya menggunakan hak suara sangat penting," jelas dia.

Pemerintah kota di setiap wilayah sudah memetakan sekolah mana saja yang layak untuk didatangi pihak KPU untuk sosialisasi Pemilu 2024, salah satunya di Jakarta Barat.

Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat II, Junaedi, mengatakan pihaknya sudah mendata sekolah mana saja yang akan disambangi KPU Jakarta Barat.

Baca juga: 25 orang menjadi bacaleg DPD RI dari DKI untuk ikut Pemilu 2024

"Tentu SMA negeri ada delapan dan SMK ada empat dan itu yang negeri. Kita prioritaskan yang negeri dahulu," kata Junaedi di Jakarta.

Junaedi berharap bisa menyosialisasikan Pemilu 2024 ke seluruh sekolah di Jakarta Barat.

"Kita tergantung dari KPU. Kalau di wilayah, total SMA negeri ada 59, kalau SMK 53 itu total. Kita siap dampingi," jelas dia
 

Pewarta: Walda Marison
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023