Ada sekitar 20 kasur untuk jamaah yang perlu perawatan, apalagi yang heat stroke ada tempat pemulihan
Mekkah (ANTARA) - Menjelang puncak pelaksanaan haji, Pusat Kesehatan Haji  mendirikan pos kesehatan saat wukuf di Arafah, Mekkah, Arab Saudi.

"Ada sekitar 20 kasur untuk jamaah yang perlu perawatan, apalagi yang heat stroke ada tempat pemulihan," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo di Mekkah, Selasa.

Liliek mengatakan tenaga kesehatan yang akan bertugas di Arafah merupakan tenaga kesehatan yang sebelumnya bertugas di bandara serta dari unsur Emergency Medical Team (EMT) dan Tim Promosi Kesehatan (Promkes).

Selain itu akan ada lima pos kesehatan satelit yang sifatnya sementara tersebar di tenda-tenda jamaah, sementara ada pos kesehatan yang didirikan oleh Pemerintah Arab Saudi sehingga jamaah dapat mudah untuk mengakses pelayanan kesehatan.

Baca juga: Puskes Haji siapkan 11 pos kesehatan Mekkah

Sementara itu untuk pelayanan kesehatan di Mina, Liliek mengatakan akan ada pos kesehatan yang besar dan di jalur lalu lalang jamaah dari tenda di Mina menuju Jamarat yang merupakan lokasi untuk melempar jumrah.

Petugas yang yang disiapkan merupakan gabungan dari Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jamaah Haji (PKP3JH), Perlindungan Jamaah, dan tenaga kesehatan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang akan mendirikan pos di sana.

"Jalur bawah dan atas ada 5 titik," kata Liliek.

Petugas kesehatan juga menyiapkan ambulans di luar lingkaran tenda jamaah di Mina yang akan siaga membawa jamaah yang sakit, sedangkan EMT akan berkeliling dengan membawa obat-obatan.

Liliek juga mengingatkan kepada jamaah calon haji untuk tidak banyak beraktivitas di luar jelang pelaksanaan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).

Baca juga: Pemerintah siapkan 57 ton obat untuk jamaah haji

"Suhu cukup tinggi di Mekkah perlu diwaspadai agar jamaah tidak sering terpapar sinar matahari, cukup beraktivitas di penginapan saja," kata Liliek.

Liliek juga mengajak jamaah untuk mengurangi ibadah sunah dan mulai memfokuskan diri pada puncak ibadah haji.

"Ibadah sunah mulai dikurangi karena tujuan utamanya adalah untuk haji ini, kita jaga agar pada saat Armina jamaah sehat dan bugar," kata Liliek.

Liliek mengatakan jamaah lansia yang memiliki resiko tinggi sangat banyak sekitar 70-75 persen, sehingga petugas kesehatan melakukan screening terhadap 50 calon haji di setiap kloter untuk terus dipantau.

Selanjutnya jamaah akan diskiring untuk mengetahui kondisi kesehatan sebelum mengikuti puncak haji di Armina. Jika kesehatan tidak memungkinkan maka jamaah akan difasilitasi untuk mengikuti safari wukuf.

Baca juga: Sejumlah bus dimodifikasi untuk keperluan safari wukuf jamaah sakit

Pewarta: Wahyu Putro Arinto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023