Gianyar, Bali (ANTARA) - Pelatih Kepala Bali United Stefano Cugurra menilai perlu ada kajian di lapangan sebelum menerapkan sistem Video Asisstant Referee (VAR) atau teknologi asisten wasit berbasis video guna mendukung pertandingan Liga 1 Indonesia.

“Soal VAR saya pikir harus ada waktu buat belajar dan melakukan kajian dengan melakukan tes di lapangan,” kata Cugurra di Gianyar, Bali, Selasa.

Ia mengungkapkan ada beberapa negara yang menerapkan VAR dengan baik, namun ada pula yang berakhir kurang memuaskan karena teknologi itu kerap terhenti saat pertandingan.

“Terkadang ada delapan hingga sembilan menit untuk keputusan wasit dan ini mengganggu pertandingan,” imbuhnya.

Namun, pelatih asal Brazil itu tidak memberikan detail pengalaman negara yang telah menerapkan VAR, baik yang berhasil maupun yang berkinerja kurang memuaskan.

Ia pun berharap agar ada komunikasi yang baik antara wasit di lapangan dengan yang berada di VAR agar pertandingan tetap berjalan dengan baik.

“Mudah-mudahan wasit VAR dan wasit di lapangan juga punya komunikasi yang bagus agar cepat saat memberikan keputusan di lapangan pertandingan,” imbuh pelatih yang karib disapa Coach Teco itu.

Ia berharap setelah melalui tahapan penilaian dan kajian yang baik, maka sistem itu akan berguna dan bermanfaat untuk kemajuan sepak bola di Indonesia.

Baca juga: LIB akselerasi penggunaan VAR dukung kompetisi Liga 1

Pemakaian VAR sebelumnya disampaikan dalam forum penyegaran panitia lokal Liga 1 2023/2024 yang berlangsung di Jakarta, Jumat (16/6).

VAR rencananya tidak diterapkan sentralisasi yang berpusat di Jakarta melainkan desentralisasi yang langsung berada di lokasi stadion yang menyelenggarakan pertandingan.

Nantinya jika stadion penyelenggara tidak memiliki ruangan untuk VAR, maka akan disiapkan VAR keliling dalam kontainer untuk menunjang kinerja VAR tersebut.

Sebelumnya, Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru (LIB) Sudjarno selaku operator kompetisi mengatakan berupaya mengakselerasi penggunaan VAR.

“Kami sangat concern menyiapkan VAR dari federasi dan LIB, ini sedang berjalan dan secara intensif diakselerasi,” katanya saat pertandingan laga pertama Bali United melawan PSM Makassar di Stadion Dipta, Gianyar, Bali, 6 Juni.

Menurut dia, upaya itu dilakukan untuk menyesuaikan target penggunaan teknologi pada putaran kedua musim kompetisi atau pada 2024.

Ada pun penggunaan teknologi yang membantu wasit itu, imbuh dia, bertujuan agar dunia sepak bola Tanah Air tidak tertinggal dengan negara lain.

Saat ini, lanjut dia, sedang disiapkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dan pelaksana penggunaan VAR hingga kesiapan anggaran.

Diperkirakan penggunaan VAR itu menelan biaya yang besar hampir Rp100 miliar.

Baca juga: Borneo FC bidik posisi lebih baik pada Liga 1 Indonesia 2023/2024
Baca juga: Persik Kediri amankan jasa dua pemain senior berpengalaman


Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023