Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Aceh terus memperkuat peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di tengah masyarakat, sebagai upaya untuk menciptakan kemandirian ekonomi desa sehingga tidak hanya bergantung pada dana desa dan dana lainnya dari pemerintah pusat.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG) Aceh Zulkifli di Banda Aceh, Selasa, mengatakan salah satu prioritas penggunaan Dana Desa 2023 yaitu untuk pemulihan ekonomi nasional skala desa. Dan fokus intervensi melalui pengembangan BUMDes.

“Kita menjadikan BUMDes ini sebagai hal utama pemulihan ekonomi, karena kita berharap ke depan desa ini mandiri dari sisi ekonomi, hanya dari dana desa tapi ada Pendapatan Asli Desa (PADes),” kata Zulkifli.

Ia menjelaskan, saat ini tercatat ada 6.247 BUMDes dari total 6.495 desa atau gampong di seluruh Aceh. Di antaranya sekitar 2.400 an BUMDes berstatus rintisan, 3.304 BUMDes tumbuh, 461 BUMDes berkembang dan Aceh masih nihil BUMDes dengan kategori maju.

Kata dia, aparatur desa bisa menggunakan anggaran tersebut untuk pemberdayaan BUMDes, penyertaan modal, serta penguatan kapasitas kelembagaan BUMDes. Hal ini memang menjadi fokus utama untuk pemulihan ekonomi dari keuangan desa.

“Termasuk didorong untuk didaftarkan (badan hukum), karena BUMDes sekarang diwajibkan untuk berbadan hukum,” ujarnya.

Untuk pembinaan, lanjut dia, pihaknya fokus pada BUMDes yang berkembang agar dilatih hingga menjadi BUMDes yang maju. Begitu juga untuk BUMDes rintisan dan tumbuh yang berpotensi berkembang lebih cepat, maka akan dibina oleh provinsi.

“Untuk tahun ini sudah 80 an BUMDes yang sudah kita (provinsi) kelola,” ujarnya.

Sedangkan untuk BUMDes lainnya, kata dia, akan lakukan pembinaan oleh masing-masing kabupaten/kota. Umumnya, BUMDes di provinsi paling barat Indonesia itu bergerak di sektor pertanian dan peternakan.

Ia berharap lewat pengembangan BUMDes, desa-desa di seluruh Aceh bisa memiliki PADes sehingga mandiri dari sisi ekonomi. Maka desa-desa di Aceh diminta untuk terus menggali segala potensi yang ada.

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023