Jangan sampai calon investor yang mau masuk batal dan beralih ke daerah bahkan negara lain, apalagi perusahaan lama hengkang. Kalau itu terjadi, banyak kerugian yang timbul kepada masyarakat dan pemerintah."
Medan (ANTARA News) - Sedikitnya 49 perusahaan sedang antre menunggu pasokan gas di Sumut di luar 52 industri yang sedang mengalami kesulitan gas.

"Sebanyak 49 perusahaan yang antre gas itu terdiri dari 27 industri yang sudah menunggu sejak dua tahun lalu," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumut, Ivan Iskandar Batubara, di Medan, Jumat.

Dia menambahkan 22 perusahan lainnya adalah calon investor yang berencana investasi di Sumut. "Jadi masalah gas itu tidak main-main," ujarnya.

Oleh karena itu, kata dia yang didampingi Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Mineral, Tohar Suhartono, Pemerintah Pusat perlu memberikan jaminan agar pasokan Gas Arun memang benar-benar ada untuk industri daerah itu.

"Harus ada jaminan, kalau Gas Arun sudah bisa dialirkan, kebutuhan Sumut harus dipenuhi dan termasuk dengan harga yang tepat agar produk yang dihasilkan pengusaha bisa bersaing," katanya.

Jaminan kepastian pasokan itu, kata dia mengingat Gas Arun tersebut berada di provinsi lain yakni Aceh yang juga merupakan daerah sedang berkembang sehingga dipastikan juga memerlukan gas yang semakin besar.

Sebaliknya, industri di Sumut sudah sangat kritis, dimana pada April dan Juni, ketersedian gas sudah habis.

Harus ada komitmen yang tegas dari pemerintah soal ketersedian gas di Sumut karena ancaman krisis gas itu berdampak besar, kata Ivan.

Ancaman mulai dari tutupnya atau berkurangnya produksi perusahaan yang rentan dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan secara besar-besaran, kemudian juga menyangkut kepercayaan investor dan calon investor khususnya dari asing.

Kepercayaan investor di Medan tentunya juga berkaitan dengan iklim investasi secara nasional atau Indonesia, katanya.

"Kasus krisis gas di Sumut jangan sampai jadi preseden buruk. Pemerintah harus punya keberanian dan ketegasan mengambil sikap untuk pengadaan gas itu meski tindakan itu dinilai tidak populer," ujar Ivan.

Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Mineral Kadin Sumut, Tohar Suhartono, menyebutkan, Sumut membutuhkan gas sebesar 300 hingga 400 Million Metric Standart Cubic Feet Perday (MMSCFD) pada 2014-2015.

Jumlah gas sebanyak itu selain untuk keperluan rumah tangga, 52 industri di Sumut yang sudah melakukan kontrak dengan PGN, juga memang untuk 49 industri yang sudah beroperasi namun belum mendapat pasokan gas hingga investor yang mau masuk.

"Jangan sampai calon investor yang mau masuk batal dan beralih ke daerah bahkan negara lain, apalagi perusahaan lama hengkang. Kalau itu terjadi, banyak kerugian yang timbul kepada masyarakat dan pemerintah," katanya.

Pelaksana Harian Gubernur Sumut, Nurdin Lubis, sebelumnya menjanjikan bahwa Sumut akan segera mendapat pasokan gas sebesar 10 MMSCFD.

Dia mengatakan, pasokan gas itu dari eksplorasi pada sumur gas di kawasan Langkat yang akan dilakukan PT.Pertamina.

Menurut Nurdin, pasokan gas untuk Sumut sebesar 10 MMSCFD itu direncanakan sekitar Maret hingga Mei 2013, sehingga industri tidak sempat terganggu. (E016/B008)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013