Juga berpotensi menyebabkan berkurangnya stok pangan nasional karena gagal panen atau mengalami penurunan produktivitas
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan bencana El Nino yang tengah melanda Indonesia akan meningkatkan ancaman kekeringan yang dapat mengancam wilayah sentra produksi padi.
 
"Fenomena El-Nino saat ini sudah terjadi, dan akan meningkatkan ancaman kekeringan sangat tinggi di periode Juni-Oktober pada wilayah sentra produksi padi," kata Deputi Kebijakan Pembangunan BRIN Mego Pinandito dalam diskusi terkait El Nino yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
 
Mego mengatakan kekurangan air juga dapat mengakibatkan penurunan luas tanam komoditas lainnya seperti jagung dan kedelai.
 
Dia menyebutkan El Nino sudah terjadi dan akan berlangsung sampai siklusnya selesai, yang rata-ratanya semakin memendek. Menurutnya, siklus rata-rata El Nino memendek dari semula delapan tahun pada abad ke-19, menjadi empat tahun ketika memasuki abad ke-20, dengan durasi yang semakin panjang.

Baca juga: Pemerintah sampaikan langkah antisipasi dampak el nino terjadi Agustus
 
"Curah hujan dan ketersediaan air irigasi berkurang, berimplikasi pada penurunan produksi sebanyak 3,06 persen setiap kejadian," ujar Mego.
 
Selain itu ia  menyebutkan El Nino dapat menyebabkan penurunan curah hujan di daerah-daerah tertentu di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan risiko kekeringan, serta mempengaruhi pasokan air bersih untuk keperluan masyarakat, pertanian, dan industri.
 
Kemudian, lanjut dia, El Nino dapat mengganggu pasokan air bersih dan layanan irigasi pertanian serta berpotensi memberikan dampak negatif terhadap energi listrik akibat penurunan volume air waduk.

Baca juga: El Nino dan stabilitas pasokan pangan dalam negeri
 
"Juga berpotensi menyebabkan berkurangnya stok pangan nasional karena gagal panen atau mengalami penurunan produktivitas," tuturnya.
 
Maka dari itu, Mego menyarankan agar pemerintah menyiapkan benih varietas tanaman yang toleran kekeringan dan umur pendek.
 
Selain itu pemerintah juga perlu mendorong percepatan tanam pada daerah berpotensi air cukup serta mendorong penanaman palawija serta kacang-kacangan yang berumur pendek (70-80 hari).
 
"Menambah kapasitas penampungan air yang lebih masif seperti membangun bendungan, waduk, serta memperbaiki infrastruktur dalam jumlah masif agar lebih efisien dan efektif dalam jangka panjang," katanya.

Baca juga: Strategi jitu agar sektor pertanian tetap produktif saat El Nino
 
 

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023